TEMPO.CO, Jakarta - Tatanan Kota Astana dirancang oleh arsitek terkenal asal Jepang ternama, Kisho Kurokawa. Karya-karyanya antara lain Museum Van Gogh di Amsterdam, Belanda; Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia; serta Museum-Ethnological Nasional di Osaka, Jepang.
Astana merupakan kota yang menjadi inspirasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggulirkan wacana pemindahan ibu kota. (Baca juga: Kota yang Menginspirasi SBY Pindahkan Ibu Kota)
Untuk Astana, Kurokawa memasukkan gagasan Nazarbayez untuk membangun kota EuroAsia, yakni kebudayaan Timur bertemu dengan budaya Barat.
"Tender dimenangi arsitek Jepang, Kurakawa. Bagian kota lama yang sudah ada dari masa Soviet sedikit direnovasi, tidak dihancurkan, melainkan dimodernisasi, lalu kota baru dibangun dari nol," kata Duta Besar Kazakstan untuk Indonesia, Askhat T. Orazbay, beberapa waktu lalu.
Terdapat 71 kota yang berpartisipasi dalam pembangunan Astana, melibatkan 432 perusahaan konstruksi dan 135 pabrik untuk menyediakan bahan bangunan yang diperlukan.
Seiring dengan perusahaan-perusahaan Kazakstan, ibu kota baru juga dibangun perusahaan Turki, Italia, Prancis, dan Swiss. Setiap tahun, sebanyak 60 hingga 100 proyek konstruksi skala menengah dan besar dilaksanakan dan dioperasikan. Dukungan yang luas menghasilkan kota modern yang unik dengan corak padang stepa Kazakstan.
Astana juga menjadi ajang uji kreatif arsitek terkemuka Inggris, Norman Foster, yang terkenal dengan Jembatan Milenium-nya di London dan Bandara Bejing dan Bundestag, Berlin, Jerman. Foster lalu merancang Istana Perdamaian Astana dan Accord, yang dianggap gedung unik. Tim Foster juga merancang pusat hiburan baru di Astana yang disebut "Khan Shatyr".
NATALIA SANTI
Berita populer:
Atut Tersangka, Golkar: Tiada Maaf bagimu
KPK Resmi Tetapkan Atut sebagai Tersangka
Atut Tersangka, Rano Karno Disiapkan Jadi Gubernur
Terkait Suap MK, Atut Bertemu Akil di Singapura