TEMPO.CO, Palangkaraya--Kalimantan Tengah bertekad menjadi penghasil bawang merah terbesar di Kalimantan setelah Brebes, Jawa Tengah. Menurut Anang Firmansyah, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng, saat dilakukan ujicoba bersama Bank Indonesia (BI) di sekitar 5 hektare lahan gambut di Kelurahan Sei Gohong dan Kereng Bangkirai, Kota Palangkaraya dengan bibit bawang varitas Philip dan thailand, setelah dilakukan pemanenan hasilnya sangat bagus.
Anang mengatakan lahan gambut di Kalimantan Tengah yang luasnya mencapai 3 juta hektare sangat potensial untuk ditanam bawang merah. Dengan teknik pengolahan tanah dan pemupukan yang benar, bawang merah bisa tumbuh subur dengan hasil melimpah dilahan gambut., dalam 1 hektare bisa menghasilkan hingga 10,8 ton bawang merah dengan biaya sekitar Rp 65-70 juta per hektare. "Bila harganya Rp 20 ribu per kilogram, bisa menghasilkan Rp 200 juta hanya 70 hari masa tanam hingga panen," ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalteng, Mohamad Nur, mengatakan cabai merah dan bawang merah merupakan penyumbang inflasi terbesar di Kalimantan Tengah. Selama ini, kata Nur, bawang merah dan cabai merah datang dari Jawa. "Selain biaya pengiriman mahal apalagi bila adanya gelombang tinggi serta kendala angkutan lain, maka harga jadi liar dan tidak terkendali. Itulah yang bikin inflasi," ujarnya.
BI bekerjasama dengan BPTP melakukan uji coba pada lahan gambut di Palangkaraya yakni Kelurahan Kelampangan dan Sei Gohong pada November 2012. Bawang tumbuh dengan baik sehingga dilanjutkan di lahan 35 haktare pada 2013 di Kelurahan Bukit Batu. "Saat ini teman-teman dari BPPT sedang mengambangkan 7 varitas bawang," ujarnya.
Slamet Riyadi, 64, petani bawang merah mengatakan menanam bawang merah di lahan gambut memangn sangat menjanjikan. Namun, kata Slamet, pengolahan lahan gambut harus ekstra keras. Slamet mengatakan tahap awal pengolahan lahan gambut membutuhkan sekitar 7 ton kapur jenis dolomite untuk mengolah 1 hektare lahan gambut. Pemakaian kapur akan berkurang pada masa tanam kedua dan seterusnya. "Pada masa panen kedua dan ketiga inilah kita merasakan hasil sangat maksimal," ujar Slamet.
KARANA WW
Terpopuler:
Haul Gus Dur, Butet Mengolok-Olok Prabowo?
Sutarman: Ucapan Gus Dur Manjur
Kecelakaan Maut Probolinggo, 15 Tewas
Kata Rhoma, Jokowi yang Mengajaknya Duet