TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat kabinet terbatas membahas kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram di ruang rapat Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Ahad, 5 Januari 2014. Rapat yang dihadiri Wakil Presiden Boediono serta sejumlah menteri dan pejabat terkait ini dimulai pukul 13.00 WIB.
SBY menyatakan telah menerima laporan rapat koordinasi perihal kenaikan elpiji yang dipimpin Wapres Boediono di Istana Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. Dalam laporan itu, kata dia, ada sejumlah opsi dan solusi yang bisa dipilih pemerintah untuk menyikapi kenaikan harga elpiji oleh PT Pertamina.
"Yang penting bagi kami, solusi apa yang patut kami pilih dan kemudian kami jalankan," kata SBY saat membuka rapat. Menurut dia, jika kelak merasa perlu melakukan komunikasi dengan Badan Pemeriksa Keuangan ihwal kebijakan Pertamina menaikkan harga elpiji, maka pemerintah bakal mendorong langkah itu.
Pertamina, sejak 1 Januari 2014, menaikkan harga elpiji nonsubsidi kemasan 12 kilogram sebesar 57 persen atau sekitar Rp 3.959 per kilogram. Dengan kenaikan itu, harga elpiji kemasan 12 kilogram menjadi sekitar Rp 117 ribu per tabung dari sebelumnya sekitar Rp 70 ribu.
SBY meyakini setiap kebijakan diniatkan untuk tujuan yang baik. "Saya boleh mengatakan, barangkali Pertamina ketika mengambil keputusan untuk menaikkan harga elpiji 12 kilogram itu, tentu dengan pertimbangan tertentu," ujarnya. "Artinya, tidak dengan serampangan."
Kemarin, Boediono menggelar rapat koordinasi bersama Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan sejumlah menteri yang terkait dengan bidang ekonomi. Rapat ini ternyata belum menghasilkan sikap atas kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram. Sikap pemerintah terhadap kebijakan Pertamina yang menaikkan harga elpiji tabung 12 kilogram akan diumumkan SBY hari ini.
PRIHANDOKO
Terpopuler
Ahok Ogah Jadi Lawan Jokowi di Kampanye Pilkada
Perancang: Kinerja Jokowi Lebih Penting dari Sepatu
Cut Tari Digugat Cerai Suami?
Kalla: Kenaikan Elpiji Senilai Kirim Lima SMS