TEMPO.CO, Yogyakarta - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Kabupaten Gunung Kidul menyiapkan sejumlah acara demi mengenang dalang wayang suket Slamet Gundono. Seniman peraih The 2005 Prince Claus Awards itu meninggal di usianya yang ke-47 tahun pada Ahad, 5 Januari 2014, sekitar pukul 08.30 di Rumah Sakit Islam Yarsis Surakarta.
Pada akhir pekan ini, rencananya akan digelar doa dan diskusi bersama soal wayang suket serta pertunjukan wayang suket yang melibatkan para dalang muda. "Bagi kami, Slamet Gundono merupakan sosok dalang fenomenal. Dia satu dari sedikit yang berani bertahan di jagat arus pinggir karena konsistensinya mempertahankan wayang suket yang nyaris tanpa pengikut," kata Ketua Pepadi Gunungkidul Ki Heri Nugroho kepada Tempo, Ahad, 5 Januari 2014.
Heri menyebutkan, menekuni wayang suket bukan perkara mudah bagi seorang dalang. Mendalami aliran seperti wayang suket butuh kemampuan ekstra, khususnya imajinasi. "Tak semua dalang gampang menjamah itu, sehingga sulit diikuti," kata dia.
Heri mencatat, dari 200-an dalang yang ada di wilayah Gunung Kidul, juga kalangan dalang di DI Yogyakarta, hanya bisa dihitung dengan jari yang bisa memainkan wayang suket. Kebanyakan menekuni wayang kulit dan kancil, karena lebih populer dan menarik.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler
Ahok Ogah Jadi Lawan Jokowi di Kampanye Pilkada
Perancang: Kinerja Jokowi Lebih Penting dari Sepatu
Cut Tari Digugat Cerai Suami?
Kalla: Kenaikan Elpiji Senilai Kirim Lima SMS