TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Tubagus Hasanudin menyebut penggerebekan teroris di Ciputat, Tangerang Selatan, pada malam tahun baru lalu sarat akan kepentingan politis. Politikus PDI Perjuangan itu menganggap penggerebekan itu hanya untuk membuktikan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya bahwa banyak teror pada 2014. Baca: Kapolsi Sebut Penembakan Teroris Sesuai Prosedur)
"Hanya untuk membuktikan kepada publik bahwa teroris itu ada, dibunuhlah semua itu," kata Tubagus, Senin, 6 Januari 2014. Padahal, kata dia, jika di antara enam terduga teroris yang hidup, akan lebih baik untuk Kepolisian dalam menelusuri jaringan teroris. Tubagus menyebut bisa saja enam orang tersebut adalah penjahat murni.
Menurut dia, senjata dan amunisi yang ditemukan sulit untuk dibuktikan milik mereka. "Pembuktiannya bagaimana? Polisi bisa saja menyebut senjata dan amunisi adalah milik teroris," kata dia sembari menambahkan tugas polisi bukan seperti militer di peperangan. "Harus ada pembuktian di pengadilan, tidak bisa membunuh begitu saja," kata Tubagus. "Karena itu, harus ada banyak strategi untuk menangkap teroris hidup-hidup."
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri menggerebek sebuah rumah kontrakan milik Zaenab yang dihuni teroris pimpinan Dayat kacamata dari jaringan Abu Omar di Gang Haji Hasan RT 04/RW 07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, sejak Selasa malam, 31 Desember 2013. Setelah baku tembak sekitar 10 jam, akhirnya enam orang teroris tewas. Jenazah mereka sekarang berada di Rumah Sakit Raden Said Sukanto atau RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Mereka yang tewas adalah Daeng alias Dayat, Nurul Haq alias Dirman, Ozi alias Tomo, Rizal alias Hendi, Edo alias Ando, dan Amril. Kelompok ini diduga terlibat sejumlah aksi penembakan terhadap anggota kepolisian, bom Vihara Ekayana, dan perampokan kantor cabang Bank BRI di Tangerang pada 24 Desember 2013 lalu.
TRI ARTINING PUTRI
Terpopuler:
Mulai Besok, Deddy Corbuzier Digantikan Farhat Abbas
Jadi Host, Farhat Abbas Yakin Tak Membosankan
KontraS: Lima Hal Janggal di Penggerebekan Ciputat
Megawati Diminta Restui Jokowi Jadi Capres 2014
Soal Kenaikan Harga Elpiji, SBY Bercuit