TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo memperkirakan tidak banyak maskapai yang berminat beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma. Dudi menyebutkan beberapa kendala yang membuat maskapai enggan berpindah ke Halim.
"Lalu lintas menuju Halim banyak terjadi kemacetan dan rumit kondisinya. Belum lagi ada angkutan umum yang ngetem," kata Dudi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Ahad, 5 januari 2014.
Pemerintah, kata dia, diharapkan mampu menertibkan kemacetan lalu lintas menuju Halim agar pengoperasian Bandara Halim berjalan optimal.
Dudi berharap jalan menuju Bandara Halim meniru Bandara Soekarno-Hatta, yang mempunyai banyak akses agar memudahkan penumpang pergi dan pulang. Selain akses ke bandara, Dudi mengusulkan pemerintah menyediakan alat transportasi khusus menuju ke Halim seperti yang ada di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.
"Seperti sekarang ada bus Bintaro ke Cengkareng, nanti ada Bintaro ke Halim," katanya.
Dudi mengatakan, saat ini Bandara Halim dipergunakan oleh banyak pihak, yakni untuk kepentingan militer, sekolah pesawat, dan penerbangan VVIP. Dia berharap pemerintah tidak mengalihkan 5 persen dari jumlah penumpang yang ditangani Bandara Soekarno-Hatta, yakni 70 juta penumpang setiap hari. "Cukup 2 persen saja sudah cukup," kata dia.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan, pemerintah tidak mempersoalkan jumlah maskapai yang berminat pindah ke Bandara Halim. "Kalaupun cuma ada tiga maskapai, enggak apa-apa, karena tidak mungkin semua airlines ada di sana. Kan Halim terbatas," katanya, 2 Januari 2014.
Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan membenarkan ada maskapai yang tidak berminat untuk menggunakan Bandara Halim karena pertimbangan bisnis. "Ada yang menolak, kami akui saja. Tapi banyak yang mau," katanya.
ALI HIDAYAT
Berita Lain:
Suami Cut Tari Pernah Berjanji tak akan Bercerai
Karakter Paul Walker di Fast&Furios Masih Hidup
Kesha Masuk Panti Rehabilitasi