TEMPO.CO, Malang - Melonjaknya jumlah pengunjung obyek wisata dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mendorong pihak pengelola untuk melalukan sejumlah perbaikan. Salah satunya dengan menerapkan pembagian zonasi (zoning) yang transparan di laut pasir atau kaldera Bromo.
Kepala Balai Besar TNTBS Ayu Dewi Utari menjelaskan pembagian zonasi itu untuk memecah konsentrasi jumlah pengunjung di Penanjakan yang ingin pemandangan lanskap Semeru-Bromo saat matahari terbit (sunrise). Selain itu, mereka juga akan mengidentifikasi lokasi-lokasi untuk melihat matahari tenggelam (sunset).
Ayu menerangkan, TNBTS juga akan meningkatkan promosi obyek wisata danau (ranu) dan air terjun (coban). Mereka bekerja sama dengan empat pemerintah kabupaten (Lumajang, Malang, Pasuruan, dan Probolinggo) untuk meningkatkan pelayanan terhadap pengunjung. "Bersama empat pemerintah daerah setempat, TNBTS ingin mengembangkan wisata budaya dan wisata-agro, sekaligus untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan TNBTS," kata Ayu kepada Tempo, Selasa, 7 Januari 2014.
Pemberdayaan masyarakat itu, menurut Ayu, akan bermuara pada sikap dan aksi konservasi yang konsisten. Meski demikian, TNBTS masih menghadapi beberapa kendala dalam melayani pengunjung. Kendala terbesar bersumber dari kian terbukanya kawasan TNBTS yang berpotensi meningkatkan gangguan terhadap ekosistem serta konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Ayu mencontohkan, kemarin petugas keamanan menemukan empat batang ganja yang ditanam dalam kawasan hutan TNBTS, tepatnya di Dusun Kandangsari, Desa Mororejo, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Berdasarkan hasil uji oleh Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kepolisian Resor Pasuruan memastikan ganja yang ditanam merupakan jenis baru, berbeda dengan jenis ganja dari Aceh.
"Penemuan tanaman ganja itu membuat kami harus meningkatkan intensitas patroli di dalam kawasan untuk mencegah kasus serupa, juga sekaligus untuk mengendalikan perambahan, illegal logging, atau perburuan satwa maupun tanaman asli yang dilindungi," kata Ayu.
ABDI PURMONO
Setelah Jokowi, Endriartono Sindir Erick Thohir
Alasan Utama Ahok Emoh Tinggal di Rumah Dinas
Endriartono Sindir Jokowi di Acara Konvensi
Saksi: Teroris Dayat Ditembak dari Jarak 1 Meter