TEMPO.CO, Jakarta - Sejak rencana penutupan Terminal Lebak Bulus, bus-bus antarkota dan antarprovinsi sudah tak lagi membayar retribusi masuk terminal. "Dari tanggal 6 (Jnauari 2014) sudah tidak bayar, bus sedang Rp 2.500 per bus, bus besar Rp 5.000," ujar Kepala Terminal Lebak Bulus Adjmain kepada Tempo, Rabu, 8 Januari 2014. (Baca: Tunda Ditutup, Kegiatan Terminal Lebak Bulus Normal)
Akibatnya, pemasukan dari retribusi hilang rata-rata Rp 2 juta per harinya. Ia mengatakan, perusahaan otobus sudah menganggap Terminal Lebak Bulus tak beroperasi untuk bus AKAP sejak dua hari lalu.
Pada Senin malam, seharusnya Lebak Bulus berhenti beroperasi. Namun warga terminal, yang terdiri atas karyawan dan pedagang, berunjuk rasa. Pemerintah akhirnya menunda rencana penutupan itu.
Pihak terminal mengaku belum tahu rencana kapan penutupan akan kembali dilakukan. "Saya belum bisa komentar, belum ada kabar dari atas," ujarnya. Hingga hari ini, Lebak Bulus masih beroperasi seperti biasa. Deretan bus AKAP masih mangkal di Lebak Bulus. Penumpang pun masih ramai memenuhi loket pembelian tiket yang kembali buka setelah sempat tutup dua hari lalu.
Hal tersebut ditanggapi oleh Ketua Koperasi Karyawan Bus AKAP, Sumardi. Ia menyatakan, bila terminal tak ditutup hari ini, pembatalan bersifat permanen. "Pak Jokowi bilang akan menemui hari ini. Bila tak ada kabar, kami menganggap penutupan terminal batal," ujarnya.
Terminal Lebak Bulus akan ditutup untuk dijadikan depo mass rapid transit. Pembangunan depo akan dilakukan di sektor pangkalan bus AKAP, sehingga perlu disterilkan jauh-jauh hari.
M. ANDI PERDANA | WITA ADELINA
Berita Lainnya:
Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Tergenang
Warga Pesanggrahan Kaget Akan Digusur
Soal Lebak Bulus, DKI Dianggap Kurang Koordinasi
Stadion Lebak Bulus Dibongkar, Gantinya 2 Stadion