Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Benarkah ada India dan Cina dalam Soto

image-gnews
TEMPO/Aqida Swamurti
TEMPO/Aqida Swamurti
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta--Pengajar Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM, Gabriel Roosmargo Lono Lastoro Simatupang mengaku heran di internet namanya banyak dikaitkan dengan kajian persilangan budaya dalam makanan soto. Dia mengaku sama sekali tidak pernah melakukan kajian antropologis secara serius tentang soto. "Saya heran, kalau cari nama saya di google, banyak sekali website mengaitkan nama saya dengan studi tentang soto," kata Lono kepada Tempo pada Kamis, 9 Januari 2014.

Seingat Lono, dia hanya permah diwawancarai satu kali oleh seorang wartawan mengenai kemungkinan persilangan budaya dalam soto. Dia tidak ingat kapan dan siapa yang mewawancarainya. "Fokus studi saya selama ini tentang kajian budaya dalam seni pertunjukan dan seni rupa," kata Lono.

Dia juga hampir tidak pernah menemui buku atau karya ilmiah yang memuat hasil studi khusus mengenai persilangan budaya dalam soto. Padahal, menurut dia kajian antropologis terhadap kuliner-kuliner di banyak daerah Indonesia menarik untuk dilakukan oleh akademisi. "Masih jarang sekali yang melakukannya. Saya sendiri hanya memiliki asumsi saja tentang akar budaya soto," ujar dia.

Lono menduga soto memiliki pengaruh dari dua peradaban yakni Cina dan India. Menurut dia unsur tradisi Cina jelas tampak di adanya suun atau mihun alias bihun, yakni mie berbahan pati dan warnanya putih, yang menjadi bagian isi salah satu jenis soto terpopuler di Indonesia. "Teknologi untuk mengolah tepung menjadi pasta dan berbentuk lonjong panjang (bentuk mie) pasti dari Cina," kata Lono.

Menurut dia pengaruh mie tertanam jauh di peradaban nusantara di masa lampau. Misalnya, dalam upacara adat pasca panen di komunitas Rancakalong, Sumedang, Jawa Barat selalu ada hidangan berbentuk mirip mie bernama laksa.

Laksa dibuat dari adonan tepung pati yang digiling dengan alat terbuat dari rangkaian batu. Alat itu dikeramatkan oleh komunitas Rancakanong. "Saya yakin itu teknologi dari Cina," kata dia.

Menurut Lono mie merupakan cara khas penduduk Cina, yang gemar bermigrasi, untuk mengawetkan makanan. Tidak mengherankan, makanan yang memanfaatkan mie untuk bahannya, sekaligus dimasak dengan campuran bumbu kaya rempah, populer sejak lama di kawasan pesisir. "Di kota pesisir biasanya banyak komunitas pedagang," kata Lono.

Indikasi ini diperkuat dengan kayanya kawasan pesisir dengan kuliner yang berbahan makanan olahan tahan lama serta menyerap pengaruh dari banyak kultur. Misalnya, Soto kini jadi kuliner khas Lamongan, Madura, Semarang atau Coto di Makassar dan Tauto di Cilacap.

Sementara unsur dari India dalam soto, menurut Lono bisa dilihat dari banyaknya campuran rempah, termasuk kunyit, dalam beberapa jenis soto populer di Indonesia. Dia menjelaskan karakter ini mirip masakan berkuah bernama Curry yang menjadi kuliner tradional pupuler di India. "Di Indonesia namanya Kare atau Kari," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lono mengatakan banyak menemui pengaruh Cina dan India bertebaran di produk-produk kuliner khas Asia Tenggara. Dia pernah suatu kali kaget ketika di Bengalore, India menemui satu jenis makanan bernama apam. "Bahan, rasa dan bentuknya mirip apem di Jawa," kata Lono.

Apem merupakan makanan khas di banyak ritual tradisional masyarakat Jawa. Bahannya beras, santan dan gula. Cara memasaknya dipanggang di atas loyang berbahan tembaga yang dicetak berbentuk setengah lingkaran. "Bisa jadi itu bawaan tradisi Hindu," ujar Lono.

Namun, menurut Lono asumsi di atas mudah diragukan. Makanan bernama soto atau nama lain yang mirip memiliki banyak jenis di Indonesia. Bahannya beragam dan tidak selalu memakai mie dan kuah bening atau berwarna kuning, yang kaya rempah, dan ada campuran daging sapi atau ayam di dalamnya. "Sejak kapan muncul dan mulai populer juga belum saya temui catatannya," kata Lono.

Keraguan Lono beralasan. Coto di Makassar tanpa mie dan kuahnya mengandung kaldu daging sapi atau kerbau yang pekat. Soto Kudus juga tanpa mie, kuahnya putih pekat karen bumbu miri dan isinya sayuran seperti wortel dan daun bawang.

Dia menyimpulkan perlu ada kajian serius mengenai sejarah kemunculan kuliner. Persebarannya di kawasan pesisir dan komunitas pedagang serta perkembangannya terkini yang terkotak dalam label kuliner khas sejumlah daerah layak dikaji. "Ini bidang kajian yang menarik," kata dia.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Baca juga:
Vitamin D Mendorong Kekuatan Otot Anak

Jumlah Orang Gendut Naik

Gejala Keracunan Karbon Monoksida Mirip Flu Biasa

WHO: Obesitas Jadi Momok Baru Dunia

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

1 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

4 hari lalu

Ketua panitia penyelenggara Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Daryono menjelaskan tentang rencana penyelenggaraan festival kuliner tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 27 April 2024. SICF 2024 akan digelar di Stadion Manahan Solo, 9-12 Mei mendatang. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Solo Indonesia Culinary Festival 2024 Bakal Digelar di Stadion Manahan Solo, Catat Tanggalnya!

Bagi penggemar kuliner masakan khas Indonesia jangan sampai melewatkan acara Solo Indonesia Culinary Festival atau SICF 2024


Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

13 hari lalu

Lumpia isi tahu udang menjadi salah satu jenis gorengan yang tetap sehat untuk menu buka puasa/Foto: Tupperware
Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?


10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

15 hari lalu

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu. Foto: Canva
10 Makanan Paling Aneh di Dunia, Ada Keju Busuk hingga Sup Kura-kura

Berikut ini deretan makanan paling aneh di dunia, di antaranya keju busuk asal Italia, Casu Marzu, dan fermentasi daging hiu.


Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

16 hari lalu

Jadi Nasabah KUR BRI Sejak Tahun 2000, Sate Klathak Pak Pong Ramai Diminati

Di akhir pekan dan di hari libur panjang dapat menyembelih 40-50 ekor kambing sehari dengan omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan.


Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

17 hari lalu

Empal Gentong. Shutterstock
Singgah ke Cirebon saat Libur Lebaran, Jangan Lupa Cicip Tiga Kuliner Lezat dan Bersejarah Ini

Cirebon memiliki sejumlah kuliner yang bersejarah dan memiliki cita rasa yang lezat.


Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

19 hari lalu

Gurame Nyat Nyat. Foto : yummy app
Resep Gurame Nyat Nyat Kuliner Primadona Khas Bangli

Gurame nyat nyat adalah kuliner primadona yang banyak diminati wisatawan domestik dan manca negara saat berkunjung ke Bangli, Bali. Ini resepnya.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

21 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

29 hari lalu

Mi lethek khas Bantul, Yogyakarta. Dok. Visiting Jogja
Tren Wisata Kuliner Jadi Momentum Gerakkan Penggunaan Bahan Pangan Lokal

Banyak bahan baku pangan lokal yang bisa digunakan sebagai subtitusi bahan impor untuk membuat produk kuliner sejenis, seperti mi.


Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

31 hari lalu

Ilustrasi berbagi foto kuliner di media sosial. Digitalcoco.com
Konten Kuliner Bermunculan saat Ramadan, Ini Komentar MUI

Bolehkah mengunggah konten atau foto-foto makananan dan kuliner saat orang tengah berpuasa Ramadan? SImak penjelasan berikut.