TEMPO.CO, Yogyakarta - Musim hujan yang datang terlambat diduga menjadi penyebab utama terjadinya sejumlah serangan kera ekor panjang beberapa pekan terakhir di beberapa lahan pertanian di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kera-kera ini menyerang lahan pertanian warga karena sumber makanan di atas perbukitan sudah habis, banyak tanaman mengering karena tak ada hujan," kata Camat Ponjong Haryo Ambar Suwardi kepada Tempo, Sabtu, 11 Januari 2014.
Haryo menuturkan, serangan kera yang selalu terjadi setiap tahun di kecamatan itu sebenarnya sudah mulai bisa diatasi warga dengan beradaptasi terhadap pergantian musim. Misalnya dengan menyediakan sejumlah buah-buahan busuk yang diletakkan di atas panggung-panggung di dekat tanah tegalan jika musim kemarau berlangsung.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta sempat memprediksikan Gunungkidul menjadi wilayah di DIY yang memiliki periode musim kemarau lebih panjang ketimbang daerah lain. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Tony Agus Wijaya menyebutkan, dari pemantauan BMKG, musim kemarau di Gunungkidul pada 2013 baru mulai berakhir sekitar Desember lalu. "Gunungkidul, khususnya bagian selatan yang paling lama musim kemaraunya, musim hujan datang terlambat," kata Toni.
Toni menambahkan, prediksi itu didasarkan pada kondisi topografi Gunungkidul dan pola distribusi awan yang terjadi.
Selama beberapa tahun, warga di Kecamatan Ponjong selalu diresahkan dengan serangan kera ekor panjang. Tak hanya saat panen, kera juga menyerbu saat musim tanam. Selain Ponjong, kecamatan lain di Gunungkidul yang kerap menjadi langganan serangan kera ekor panjang antar lain Paliyan, Purwosari, Panggang, dan Saptosari.
PRIBADI WICAKSONO
Topik Terhangat
Terbang dari Halim | Pemanggilan Anas | Terminal Lebak Bulus | Elpiji Naik | Teroris Ciputat |
Berita Terpopuler
Sawo dan Kisah Keturunan Diponegoro yang Tercerai-berai
Ariel Tatum, Terkenal dari Ari Lasso ke Al Ghazali
Landung Bacakan Drama Pangeran Diponegoro
Melanie Putria Geluti Maraton
Apa Kata Psikolog Ratih Ibrahim Soal Farhat Abbas