TEMPO.CO, Surabaya--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menduga kematian Michael, singa Afrika di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa, 7 Januari 2014, ada hubungannya dengan berita miring tentang satwa yang ditulis oleh Daily Mail. Pada 28 Desember 2013 lalu, media asal Inggris itu menceritakan buruknya kehidupan satwa di KBS. (Lihat: Kebun Binatang Surabaya Terkejam di Dunia)
Koresponden media asing itu, Richard Shears, menceritakan seekor gajah muda dengan kaki yang terbelenggu oleh rantai, unta kurus yang kelaparan, serta 150 burung pelikan yang berada di dalam satu kandang yang sempit. Tak hanya itu, foto-foto yang beredar dari Daily Mail membuat seluruh dunia percaya keadaan KBS seperti itu.
Setelah ditelusuri, Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini mendapat kabar bahwa foto tersebut merupakan foto setahun yang lalu. "Saya minta Direktur Utama KBS untuk membantah berita miring itu," kata Risma kepada Tempo, Sabtu, 11 Januari 2014.
Namun, selang beberapa hari setelah bantahan itu dimuat di media lokal Surabaya, ada dua satwa KBS yang mati. Diantaranya adalah seekor gnu atau wildebeest dan seekor singa. Bila gnu mati karena kembung, kematian singa jantan dinilai tidak wajar. Dia terlilit kawat seling berdiameter 3 milimeter yang berfungsi sebagai pembuka dan penutup kandang. Singa berusia 1,5 tahun itu mati dalam posisi berdiri di kandangnya.
"Setelah bantahan itu, dia malah nyikati yang ini (Michael)," kata Risma.
Ditanya soal siapa yang dimaksud, Risma tak ingin menjawab. Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini, tidak ingin sikap atau ucapannya yang kurang berkenan di orang yang dimaksud nantinya akan kembali mengancam keselamatan satwanya. "Saya minta maaf kalau ada yang tidak berkenan, tapi tolong jangan celakai satwa," ujar dia.
DEWI SUCI RAHAYU
Terkait:
Singa Kebun Binatang Surabaya Mati Terjerat
Kebun Binatang Surabaya Terkejam di Dunia, Kenapa?
Singa Kebun Binatang Surabaya Mati Terjerat
Bonbin Surabaya Serahkan Kasus Michael ke Polisi
Selain Singa, Wilddebeest di KBS Mati Meran