TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Badan Nasional Penanggulanagan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan letusan Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, menimbulkan kerugian pada sektor pertanian dan perkebunan.
Sutopo memperkirakan petani dan pemilik kebun merugi Rp 712,2 miliar. "Sejak Gunung Sinabung erupsi hingga 6 Januari lalu," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis 16 Januari 2014.
Akibat erupsi Sinabung, 10.406 hektare lahan pertanian dan perkebunan mengalami puso. Lahan yang puso digunakan untuk produksi tanaman pangan seluas 1.837 hektare, tanaman hortikultura 5.716 hektare, tanaman buah 1.630 hektare, tanaman biofarmaka 1,7 hektare, dan perkebunan 2.856 hektare. Lahan ini berada di empat kecamatan, yaitu Naman Tean, Simpang Empat, Payung, dan Tigandreket.
Menurut Sutopo, dampak erupsi Sinabung akan dihitung secara menyeluruh hingga meliputi perumahan, infrastruktur, kegiatan ekonomi produktif, hingga sosial budaya. Saat ini tercatat 26.174 jiwa (8.161 kepala keluarga) mengungsi dan menyebar di 39 lokasi. Ada tambahan penampungan pengungsi baru, yakni di kawasan Maka Mehuli Jalan Samura sebanyak 122 jiwa (42 kepala keluarga), yang berasal dari Desa Gung Pinto.
Erupsi Gunung Sinabung diperkirakan masih sangat tinggi. Pada Rabu, 15 Januari 2014 terjadi gempa letusan hingga 17 kali. Letusan tersebut diikuti awan panas pada ketinggian 2.500-4.500 meter ke arah tenggara.
Gempa vulkanik dan gempa hybrid pun masih tinggi. Luncuran abu vulkanik mencapai 1.000-4.500 meter ke arah selatan barat daya. Sutopo mengatakan ada potensi hujan yang bisa menyebabkan banjir lahar dingin di sekitar gunung. "Aktivitas Sinabung berstatus level IV atau AWAS."
APRILIANI GITA FITRIA
Terpopuler
BBM Lengkap Akil Soal Idrus, Setya, & Pilgub Jatim
Ruhut Tuding Jokowi Memble Hadapi Banjir
Status BBM Anas Urbaningrum: Ojo Dumeh...
Akil Kesal pada Idrus Marham Soal Pilkada Jatim
Otto Hasibuan Mundur Sebagai Pengacara Akil
Djoko Kirmanto: Jokowi Jangan Ambil Wewenang Pusat
Di BBM, Akil Sebut Nama Nirwan Bakrie