TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian Suswono menyarankan petani agar menggunakan pupuk organik. Sebab volume pupuk kimia bersubsidi berkurang setelah pemerintah menaikkan Harga Patokan Produksi (HPP). Volume pupuk yang dapat dipenuhi mencapai 7,7 juta ton tahun ini. Adapun kebutuhan pupuk nasional sebanyak 9 juta ton.
"Kami mendorong petani untuk gunakan pupuk organik," katanya di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Jumat, 17 Januari 2014.
Menurut Suswono penggunaan pupuk organik mengurangi penggunaan pupuk kimia. Dampak positifnya subsidi dari APBN sebanyak Rp 18,4 triliun untuk subsidi pupuk dapat dialihkan untuk peningkatan infrastruktur dan peningkatan produksi pupuk organik.
Kondisi curah hujan tinggi hingga menyebabkan banjir seperti sekarang ini, menjadi pembahasan dalam sidang paripurna di Dewan Perwakilan Rakyat pada Kamis, 16 Januari 2014 kemarin. Sidang itu membahas potensi tingginya gelombang laut 7 - 9 meter. Kondisi itu dianggap rawan bagi pendistribusian pupuk bersubsidi.
Jika alokasi pupuk bersubsidi tidak mencukupi, Kementerian Pertanian akan meminta tambahan melalui rapat terlebih dulu dengan Dewan Perwakilan Rakyat seperti tahun lalu. Suswono meminta petani di daerah yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi segera melapor. "Bicara pupuk bicara waktu. Tidak ada alasan untuk menunda penyaluran pupuk. Saya minta pabrik pupuk untuk bersegera," katanya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto pernah memprediksi kelangkaan pupuk bakal melanda petani pada musim tanam rendeng 2013-2014. Penyebabnya alokasi pupuk bersubsidi 2013 habis sejak 9 Desember tahun lalu. Kuota pupuk bersubsidi pada 2013 mencapai 8,6 juta ton.
APRILIANI GITA FITRIA | ANTARA