TEMPO.CO, Mojokerto - Bekas Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Perumahan Rakyat pada masa Orde Baru, Cosmas Batubara, membangun pabrik bir di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Melalui perusahaannya, PT Multi Bintang Indonesia, Cosmas menginvestasikan Rp 210 miliar untuk pembangunan pabrik minuman berkarbonasi bebas alkohol.
Pabrik bir nonalkohol itu dibangun di atas ahan yang masih berada di dalam kawasan pabrik minuman beralkohol di Desa Sampang Agung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. “Rencananya akan beroperasi Mei 2014,” kata Cosmas yang menjabat Presiden Komisaris PT Multi Bintang Indonesia dalam acara peletakan batu pertama yang dihadiri Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat di Mojokerto, Jumat, 17 Januari 2014.
Pabrik itu merupakan pabrik PT Multi Bintang Indonesia yang ketiga setelah pabrik nonalkohol di Tangerang dan pabrik minuman beralkohol di Mojokerto. Kapasitas produksi pabrik minuman nonalkohol itu mencapai 500 ribu hectoliter.
Produsen bir Bintang ini merupakan bagian dari grup perusahaan bir premium, Heineken. “Kami menggunakan sistem manufaktur berstandar internasional,” ujar Cosmas.
Investasi tersebut untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri ataupun mancanegara. “Permintaan dari dunia luar akan produk kami juga sangat meningkat,” katanya.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Mahendra Siregar mengatakan, berdasarkan prediksi perusahaan konsultan McKenzie, pertumbuhan industri makanan dan minuman diprediksi meningkat 300 persen hingga 2030.
Pada 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor makanan dan minuman sebesar US$ 73 miliar dan 15 tahun mendatang diperkirakan naik menjadi US$ 200 miliar. “Maka wajar jika mulai sekarang berinvestasi untuk jangka panjang,” ujarnya. Peningkatan PDRB tersebut, menurutnya, ditunjang pertumbuhan konsumsi dan pendapatan masyarakat kelas menengah.
Peluang bisnis minuman juga diungkapkan Menteri Perindustrian Mohamad S. Hidayat. Tingkat konsumsi minuman ringan berkarbonasi di Indonesia, menurutnya, masih sangat kecil dibanding negara-negara di Asia, bahkan di Asia Tenggara. “Tingkat konsumsi minuman ringan berkarbonasi di Indonesia per kapita 2,4 liter per tahun,” katanya. Angka ini jauh di bawah negara-negara tetangga, misalnya, Filipina 34,13 liter, Thailand 32,23 liter, dan Malaysia 18,9 liter.
ISHOMUDDIN