TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pasar modal Yusuf Nugraha memprediksi, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini tak terlalu jauh dari posisi Kamis kemarin. Indeks diperkirakan bergerak dalam rentang 4.410-4.480 dengan kecenderungan melemah. "Berdasarkan indikator teknikal, saham yang masih berpeluang naik antara lain London Sumatera Plantation, Adaro Indonesia, dan Matahari Putra Prima," kata Yusuf untuk analisa Jumat, 17 Januari 2014.
Menurutnya, pelaku pasar masih menunggu data ekonomi sejumlah negara terutama dari Eropa seperti inflasi Jerman dan jumlah klaim penganggur. Selain itu, langkah investor juga dipengaruh oleh data penjualan retail dan tenaga kerja Amerika yang semakin membaik. Begitu pula dengan tingkat inflasi serta suku bunga di Amerika dan Eropa masih terkendali.
Selain itu, ada pula sentimen positif dari proyeksi Bank Dunia yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi lebih optimistis. Menurut Yusuf, data-data ekonomi yang belakangan ini cenderung baik memang memberi sentimen positif. Inflasi masih sesuai ekspektasi dan neraca perdagangan Indonesaia pada November surplus. Pemerintah bahkan memproyeksi neraca perdagangan untuk Desember kembali mengalami surplus.
Kemarin, bursa Indonesia memang sempat diwarnai aksi ambil untung. Akibatnya, reli penguatan indeks selama tiga hari berturut-turut terhenti. Indeks yang menguat tajam selama beberapa hari terakhir memicu kondisi jenuh beli di pasar. "Menilai laju indeks sudah ketinggian, pelaku pasar pun memilih untuk merealisasikan keuntungan," ujar Yusuf.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kemarin ditutup melemah 29,10 poin (0,66 persen) ke level 4.412,49. Saham-saham berkapitalisasi besar, terutama di sektor perbankan, konstruksi, dan manufaktur menjadi pemberat laju indeks.
Menurut Yusuf, koreksi yang terjadi masih wajar dan tidak mengubah tren bullish jangka pendek yang dialami IHSG. Hal itu karena aksi jual tidak disertai dengan volume yang sangat masif. Pelaku pasar hanya menjual sebagian sahamnya. "Setelah 2-3 hari terkoreksi, pelaku pasar yakin harga saham masih berpotensi naik."
PDAT | M. AZHAR
Baca juga
Rekayasa Cuaca Tak Maksimal Halau Hujan
Kendaraan Roda 4 Disarankan Lewat Tol Simatupang
Banjir Jakarta, 5.500 Anggota Polisi Dikerahkan