TEMPO.CO , Jakarta: Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, terkait dengan rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk dengan PT Pertamina (Persero), pemerintah akan mengkaji opsi terbaik apakah nantinya kedua perusahaan itu akan merger atau berdiri sendiri-sendiri.
"Tidak ada statemen untuk setuju, yang ada adalah setuju untuk mengkaji opsi yang terbaik. Opsinya bisa Pertamina gabung sama PGN atau status quo," ujar Bambang ketika ditemui di kompleks Kementerian Keuangan, Jumat, 17 Januari 2014.
Bambang mengatakan, bisnis Pertamina ada pada sektor hulu, sedangkan PGN lebih ke sektor hilir. Kedua perusahaan tersebut ingin menjadi perusahaan ideal dengan mengkaji pengembangan ke sektor hilir oleh Pertamina dan sektor hulu oleh PGN.
"Kan Pertamina punya hulu, harusnya dia juga bisa bisnis hilir. PGN juga. Tapi tidak lucu juga kalau ada dua BUMN, namun keduanya mempunyai sektor bisnis yang sama," ujar Bambang.
Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri mengatakan bahwa terkait dengan dengan merger kedua BUMN tersebut, Menteri BUMN belum berkoordinasi lebih lanjut. Namun, Chatib mengatakan jika nantinya sudah ada rapat terkait dengan hal ini, maka akan disampaikan ke media. "Pak Dahlan belum ngomong sama saya terkait dengan merger PGN Pertamina," ujar Chatib.
Sebelumnya Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan memiliki dua opsi terkait rencana akuisisi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk oleh PT Pertamina (Persero). Pertama, model satu tahap, yaitu dengan akuisisi langsung PGN oleh Pertamina. Kedua, model dua tahap, dimana anak perusahaan pertamina Pertagas diakuisisi dulu oleh PGN. Setelah itu, PGN dibeli oleh Pertamina.
GALVAN YUDISTIRA