TEMPO.CO, Yogyakarta - Para pemuka agama diminta lebih bijaksana dalam menyampaikan materi ceramah di depan jemaahnya. "Harus pahami juga tingkat pemahaman dan pendidikan (jemaah)," kata Haqqi El-Anshary, seorang penggerak Dialog Lintas Agama Wonosobo, Senin, 20 Januari 2014.
Pernyataan tersebut disampaikan Haqqi untuk menanggapi kasus pencegatan terhadap Ketua FPI Jawa Tengah Syihabudin oleh sekelompok massa yang diduga simpatisan Banser, Senin dinihari lalu. Mereka menghadang Syihabudin dalam perjalanan pulang karena tersinggung oleh materi ceramahnya. Dalam ceramahnya, Syihabudin mengatakan tak menyukai Banser karena ikut menjaga gereja saat kegiatan keagamaan berlangsung.
Haqqi mengaku tak berhak menghakimi isi materi ceramah itu. Namun ia berharap sebaiknya ceramah agama disesuaikan dengan kemampuan masyarakat menyerap materinya. "Harus bijaksana," katanya.
Haqqi menggagas pendirian Dialog Lintas Agama di Wonosobo bersama sejumlah tokoh berbagai agama pada 1998. Semula, kelompok ini dinamai Forum Bersama, yang dibentuk untuk merespons dampak negatif dari euforia reformasi dan menjaga kemajemukan beragama di Wonosobo. Aktivitas forum ini bermacam-macam, dari menggelar buka puasa bersama hingga mengadakan pasar murah.
Forum ini, tutur Haqqi, juga menggelar kegiatan wisata religi. Mereka mendatangi tempat-tempat ibadah dan mempelajari sejarah serta makna simbol-simbol keagamaan di dalamnya. Dengan cara itu, mereka mendekati agama sebagai pengetahuan, bukan sebagai keyakinan.
Dengan cara itu, kata dia, kerukunan antar-umat beragama dibina. Tak ada yang harus ditakutkan dari keberagaman beragama. "Apa yang harus ditakutkan dari keberagaman beragama?" katanya.
ANANG ZAKARIA
Berita terpopuler
Percakapan Akil Mochtar Soal Pembagian Suap
Banjir, Tol Menuju Bandara Soekarno-Hatta Terendam
SBY Sakit Hati Tak Jadi Wapres Mega
Lagi, Tiga TKI Tewas Ditembak di Malaysia