TEMPO.CO, Islamabad - Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menghantam kompleks militer Pakistan, yang menewaskan sedikitnya 22 orang pada Ahad, 19 Januari 2014.
"Serangan bunuh diri itu menyasar iring-iringan kendaraan yang sedang meninggalkan sebuah pangkalan militer di Kota Bannu menuju utara ke kawasan Waziristan Utara," kata pejabat kepolisian Inyat Ali Khan.
Pejabat militer lainnya mengatakan salah satu bom menghantam kendaraan sipil yang digunakan memindahkan pasukan, yang mengakibatkan setidaknya 38 orang luka-luka. "Sebuah alat peledak yang sudah dimodifikasi menimbulkan ledakan," kata seorang pejabat militer yang tak disebutkan namanya seperti dikutip Al Jazeera, Ahad, 19 Januari 2014.
Dalam pernyataannya, seorang juru bicara untuk Tehreek-e-Taliban Pakistan, Shahidullah Shahid, menyatakan serangan itu sengaja dirancang untuk membalas kematian Wali-ur-Rehman, salah seorang bekas komandan kelompok ini. Dia tewas akibat serangan jet tanpa awak alias drone AS pada 2013.
"Kami akan membalas dendam atas kematian setiap pengikut kami melalui berbagai serangan," kata juru bicara itu.
Ledakan itu terdengar dan dirasakan hingga ke Kota Bannu. "Saya berlarian keluar rumah dan melihat (asap) hitam tebal membumbung di depan pintu gerbang barak (militer) Razmak," kata warga setempat, Sajjad Khan. Dia mengatakan militer dengan cepat datang ke lokasi dan memerintahkan warga kembali ke dalam rumah masing-masing.
Taliban Pakistan bersumpah meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan menyusul terpilihnya pimpinan kelompok ini, Mullah Fazlullah, pada akhir 2013.
AL JAZEERA | CHOIRUL