TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, hari ini 22 Januari 2014 meresmikan peluncuran inaportnet (Indonesia Port Net) domestik Pelabuhan Tanjung Priok di Kantor Pusat PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Jakarta. Inaportnet merupakan sistem layanan tunggal secara elektronik berbasis internet (website) untuk mengintegrasikan sistem informasi kepelabuhanan.
Acara peresmian ini juga dihadiri oleh jajaran pejabat Kementerian Perhubungan, Direksi Pelindo II, serta direksi dari beberapa perusahaan pelayaran.
Bambang mengatakan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, siap mengoperasikan sistem integrasi pelabuhan mulai hari ini. "Selanjutnya secara bertahap 2.400 pelabuhan lain di Indonesia akan masuk ke sistem ini juga," ujar Bambang. (Baca juga : Program Pendulum Nusantara Berjalan Lambat)
Ini merupakan sistem portal elektronik yang memadukan pergerakan kapal di empat pelabuhan utama: Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Pelabuhan Makassar. Setelah beroperasi di Tanjung Priok, sistem yang sama akan beroperasi di Pelabuhan Belawan, Februari nanti. Selanjutnya, mulai Maret di Makassar dan Tanjung Perak pada April.
Dengan sistem ini, kata Bambang, minimal 60 persen komoditas domestik dapat dimonitor. Keluhan mengenai waktu tunggu kapal juga bisa diantisipasi. "Karena yang menunggu kapal bisa melihat sistem," ujarnya. (Baca juga : Infrastruktur Pendulum Nusantara Masih Disiapkan)
Melalui sistem ini, otoritas Tanjung Priok dapat mengetahui kapan kedatangan kapal yang akan berlayar dari Belawan atau pelabuhan lain. Petugas di Tanjung Priok juga dapat mengetahui kapal akan bersandar di terminal mana, bahkan apa keperluan bongkar-muatnya. "Lebih detail lagi, berapa kontainer yang akan dibongkar-muat, berapa truk yang dibutuhkan, dan di mana letak gudangnya," Bambang menambahkan.
Direktur Utama PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, anak usaha PT Pelabuhan Indonesia III, Putut Sri Muljanto, sebelumnya berjanji, mulai Maret, terminal akan beroperasi 24 jam nonstop. Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas bongkar-muat. Saat ini 18 persen waktu untuk istirahat atau tak terpakai. (Baca juga : Pelindo-Bank Dunia Studi 6 Pelabuhan)
Ketua Umum Asosiasi Pelayaran Niaga Indonesia (INSA) Carmelita Hartoto meminta operator pelabuhan di Indonesia juga memperhatikan pelayanan kapal kargo, selain kapal kontainer. Selama ini, operator kapal kargo merasa pelayanan pelabuhan tidak maksimal dan cenderung memicu biaya tinggi. “Waktu tunggu kapal untuk sandar 20-30 hari.”
Hal itu diperparah oleh waktu tunggu kapal di dermaga yang membuat operator kapal harus mengeluarkan ongkos ekstra. “Ini memicu biaya tinggi dan meningkatkan beban logistik,” ucap Carmelita.
AYU PRIMA SANDI | FAIZ NASHRILLAH
Berita lainnya:
Akun Instagram Ani Yudhoyono Terpopuler di Dunia
Tingkah Polah 3 Ibu Negara Dunia di Instagram
Marcos Lopes, Bintang Muda Manchester City
Perang Antikorupsi, Pengacara Cina Justru Dibui
Jokowi ke Tebet, Warga: Ingin Lihat Pak Jokowi