TEMPO.CO, Semarang - Gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter yang berpusat di 104 kilometer barat daya Kebumen, Jawa Tengah, Sabtu, 25 Januari 2014, menyebabkan sejumlah rumah di wilayah Jawa Tengah mengalami rusak berat.
"Sampai sore ini ada empat rumah yang rusak berat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana saat dihubungi Tempo. Dua rumah di antaranya terdapat di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten.
Sarwa mengatakan dua rumah itu tertimbun longsor beberapa saat setelah gempa juga mengguncang wilayah perbukitan tersebut sekitar pukul 12.14. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Dua rumah sisanya yang rusak berat alias roboh terdapat di Kabupaten Purworejo dan Cilacap.
Di Purworejo, satu rumah roboh di wilayah Desa Krandegan, Kecamatan Bacan. Sedangkan di Cilacap, satu rumah semipermanen (sebagian berdinding anyaman bambu) roboh di wilayah Desa Adiraja, Kecamatan Adipala. Robohnya dua rumah itu juga tidak menimbulkan korban jiwa.
Hingga pukul 15.30, Sarwa mengaku belum menerima laporan tambahan ihwal kerusakan rumah ataupun fasilitas umum di kabupaten dan kota lain. Kabupaten Kebumen yang paling dekat dengan pusat gempa juga tidak ada laporan kerusakan.
Ihwal informasi kerusakan masjid di wilayah Kabupaten Banyumas, Sarwa mengaku baru akan mengkroscek laporannya. Seusai gempa, ia menambahkan, anggota BPBD diterjunkan ke pesisir Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonogiri untuk mengecek kemungkinan adanya tsunami.
Sebab, keempat kabupaten itu termasuk daerah rawan tsunami di Jateng. Dari hasil penyisiran pantai di empat daerah tersebut, Sarwa menyimpulkan gempa berkekuatan 6,5 skala Richter itu tidak berpotensi tsunami. "Potensi tsunami biasanya terlihat sekitar 15 menit setelah gempa."
Ihwal kerusakan empat rumah di Klaten, Purworejo, dan Cilacap, penanganannya diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Menurut Sarwa, provinsi baru akan memberikan bantuan masing-masing Rp 4 juta jika kerusakan rumah di satu daerah jumlahnya lebih dari lima.
Kepala Kantor SAR Semarang (Badan SAR Nasional wilayah Jateng-DIY) Agus Haryono mengatakan belum menerima laporan korban jiwa akibat gempa. "Sampai sore ini 16 anggota SAR di wilayah Cilacap yang mencakup Kebumen masih bersiaga," ujarnya.
Di Semarang, Agus mengatakan gempa juga terasa cukup kuat meski berlangsung cukup cepat. "Hanya sekitar empat sampai lima detik. Tapi seluruh pegawai di kantor saya langsung lari keluar semua," ujar Agus saat dihubungi Tempo.
Gempa juga terasa di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah meski tidak sampai menimbulkan kepanikan yang berarti. "Saya kira karena migrain sedang kambuh," ujar Nurul Aisyah, 23 tahun, warga Kecamatan Debong Lor, Kota Tegal.
"Ada sebagian warga berhamburan ke luar rumah. Itu wajar untuk antisipasi," kata Humas SAR Tegal Slawi (Galawi) Rescue Arif Rachman. Hingga pukul 16.00, tidak terasa adanya gempa susulan.
DINDA LEO LISTY
Terkait:
Gempa Kebumen Dirasakan Sepanjang Pesisir Selatan
Getaran Gempa Kebumen Terasa hingga Tasikmalaya
BNPB: Gempa di Jawa Tengah Tidak Potensi Tsunami
Gempa Kebumen 2 Kali Dirasakan Warga Kediri