TEMPO.CO, Semarang - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) stasiun pemantauan Semarang memperingatkan adanya potensi banjir di Jawa Tengah hingga Maret mendatang. Menurut pantauan, curah hujan yang tinggi berlangsung dari Januari hingga akhir Februari.
"Sedangkan Maret masih ada hujan meski intensitasnya agak menurun," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Kota Semarang, Reni Kraningtyas, Selasa, 28 Januari 2014.
Analisis yang ia sampaikan itu didasarkan pada kondisi dinamika atmosfer yang menunjukkan bahwa potensi awan dan hujan di sejumlah daerah di Jawa Tengah masih tinggi. Apalagi, ada gangguan tropis berupa tekanan rendah di kawasan Kalpatari Australia dan perairan barat Australia. "Itu menyebabkan pola konvergensi, atau pertemuan arus angin di selatan pulau Jawa."
BMKG mengimbau publik memperhatikan peringatan ini. Selain ancaman banjir, intensitas hujan itu juga rawan menimbulkan tanah longsor. "Di sejumlah tanah yang rawan, tak kuat menahan resapan air yang begitu banyak," kata Reni.
Sementara itu banjir di wilayah Jepara masih belum surut. Di Kecamatan Mayong, permukaan air semakin tinggi dan arus yang deras memutus akses jalan menuju Kabupaten Kudus. Suharti, 38 tahun, seorang warga Desa Mayong Lor, mengatakan seluruh warga kampungnya mengungsi ke lantai atas Pasar Mayong. Banjir sudah dua pekan melanda kampungnya. Pada akhir pekan lalu, banjir setinggi lutut orang dewasa, atau sekitar 30 sentimeter, itu sempat surut. Namun hari ini air kembali menggenang.
Banjir di Mayong, Kabupaten Jepara, juga mematikan aktivitas bisnis di pasar setempat. Para pedagang tak bisa menjajakan dagangan yang terendam air.
EDI FAISOL