TEMPO.CO, Tel Aviv -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Israel harus menarik diri dari wilayah yang diduduki dalam waktu 3 tahun berdasarkan satu kesepakatan damai. Abbas dengan tegas menolak tuntutan Israel untuk kehadiran keamanan jangka panjang di daerah perbatasan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Abbas dalam sebuah wawancara yang disiarkan dalam konferensi tahunan Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) di Tel Aviv yang dilansir Jerusalem Post, Rabu, 29 Januari 2014. Menurut Abbas, permintaan Israel yang meminta penarikan pasukan dilakukan secara bertahap antara 10 sampai 50 tahun tak masuk akal."Siapa saja yang mengusulkan 10 sampai 15 tahun untuk periode transisi sama saja dengan tidak ingin menarik sama sekali," kata Abbas. "Periode transisi tak boleh lebih dari 3 tahun. Israel dapat menarik diri secara bertahap."
Israel ingin mempertahankan kehadiran militernya dalam jangka panjang di lembah Sungai Yordan, di mana Tepi Barat berbatasan dengan Yordania. Namun Palestina berkeras serdadu Israel harus benar-benar ditarik, membuka jalan bagi pasukan internasional.Menurut Abbas, sudah waktunya perseteruan bertahun-tahun dihentikan. "Saya katakan kepada rakyat Israel, kita bertetangga, kita sudah terlalu lama berperang. Saya berdoa agar perang ini segera berakhir."
Abbas diwawancarai Ketua INSS Gilead Sher. INSS adalah lembaga yang mendorong pembicaraan damai di antara keduanya. Sher sendiri adalah kepala staf mantan PM Israel Ehud Barak yang pernah memimpin negosiasi Israel antara 1999 hingga 2001.Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali tuntutannya: Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Perundingan kedua pihak berjalan sembilan bulan, lewat dukungan AS sejak Juli lalu, tapi sejauh ini tak banyak kemajuan yang tercapai.
TIMES OF INDIA | RAJU FEBRIAN