TEMPO.CO, Bangkalan--PT Semen Indonesia menyewakan asetnya berupa lahan seluas 199 hektar yang tersebar di sejumah desa di Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan ke PT Perkebunan Nusantara X untuk ditanami tebu. "Ini bentuk dukungan kami terhadap program ketahanan pangan pemerintah," kata Departemen Hukum PT Semen Indonesia, Yudi Taqdir Burhan, usai beraudiensi dengan Kapolres Bangkalan, Kamis, 30 Januari 2014.
Semula, kata dia, lahan 199 hektar yang terletak tiga desa, yaitu Desa Banyuajuh, Desa Gili Timur dan Desa Kebun, hendak dijadikan cadangan bahan baku deposit batu kapur untuk semen. Namun demi pengembangan investasi, lahan itu disinergikan dengan PTPN X untuk ditanami tebu. "Kerjasama ini sudah disetujui oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan," kata Yudi.
Selama hampir 30 tahun, lanjut Yudi, lahan tersebut dimanfaatkan warga untuk ditanami pohon jati. Namun, dengan adanya sinergi antar-perusahaan BUMN tersebut, masyarakat diminta untuk melakukan clearing atau penebangan pohon, agar tidak menghambat program penanaman tebu di Kecamatan Kamal. "Dari data yang ada, dari 199 hektar lahan yang ditanami jati, sudah 196 yang sudah ditebang. Tinggal 3 hektar lahan milik 3 orang yang belum di bersihkan," kata dia.
PT Semen Indonesia, tegas Yudi, memberikan tenggat hingga pertengahan bulan Februari mendatang agar pepohonan itu ditebang. "Dulu kerjasama kami dengan warga lahan itu untuk tanaman musiman, bukan jati," ujarnya.
Pengalihan lahan dari tanaman jati ke tanaman tebu ini sempat mendapat protes warga sekitar. Warga beralasan, tebu membuat mata air di tiga desa tersebut berkurang karena diserap batang pohonnya.
Kekhawatiran warga tersebut dibantah konsultan PTPN X, Ahmad Faisol. Dia memastikan, lahan di kecamatan Kamal sangat cocok dengan jenis tanaman tebu. "Jadi tidak benar kalau lahan di Kamal tidak cocok untuk tanaman tebu. Apalagi ada isu tanaman tebu bisa membuat permukiman warga kekurangan air, karena terserap tanaman tebu," ujar Faisol.
MUSTHOFA BISRI