TEMPO.CO, Sumenep - Kholilurrahman, 17 tahun, menusuk empat orang yang masih satu keluarga di Desa Kasengan, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Selasa, 4 Februari 2014. Dia melakukan penusukan diduga karena stres berat akibat diputus pacarnya.
Sekretaris Desa Kasengan, Samsul Huda, mengatakan Kholil adalah warga asli Sumenep namun sudah lama tinggal di Mumbulsari, Kabupaten Jember. Pada 31 Januari 2014, Kholil dan keluarganya pulang ke Sumenep.
Sehari di Sumenep, Kholil mendapat telepon dari pacarnya. "Si pacar minta putus," ujar Huda, Selasa, 4 Februari 2014. Sejak diputus oleh pacarnya, kata Samsul, Kholil stres berat. Ia sering marah-marah tanpa sebab jelas, bahkan memukuli badannya sendiri. Kholil memang pernah mengalami gangguan jiwa.
Selasa dinihari, kata Samsul, Kholil mendadak hilang dari rumahnya. Keluarga sudah mencari, tapi Kholil tidak ditemukan. Keberadaan Kholil baru diketahui setelah terjadi pembantaian di rumah Busairi, 80 tahun. "Kholil ke rumah Busairi sambil bawa pisau dapur."
Busairi, kata Samsul, adalah paman Kholil. Dia juga mantan Kepala Desa Kasengan. Samsul mengaku heran, kenapa Kholil melampiaskan kemarahannya ke keluarga Busairi.
Amuk Kholil memakan 4 korban. Busairi tewas di tempat setelah kepalanya ditusuk pisau. Korban lainnya adalah Suhaimi, 50 tahun, menantu Busairi. Suhaimi selamat meski kondisinya kritis karena luka parah di perutnya.
Korban lainnya adalah Mardiana, 65 tahun, istri Busairi, dan Nurhayati, 48 tahun, istri Suhaimi. Keduanya menderita luka bacokan di paha. Saat ini ketiga korban tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Daerah Moh. Anwar Sumenep.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terpopuler
Prabowo Tahu jika Anak Ahok Pengin Jadi Tentara
Meski Jokowi Sidak, Aparatur Belum Kapok Juga
Ruhut: 100 jika Anas Urbaningrum Mau Buka-bukaan
Aset Adik Ratu Atut Biasanya Disebar ke Tiga Nama
Tikus di Masa Depan Akan Sebesar Domba