TEMPO.CO, Madiun -Juru bicara Jaringan Buruh Migran Indonesia, Karsiwen, mengatakan biaya perawatan Erwiana Sulistyaningsih di Rumah Sakit Islam (RSI) Amal Sehat, Sragen, Jawa Tengah, dilunasi pihak keluarga. “Akhirnya keluarga yang membayar dengan menggunakan uang sumbangan dari beberapa pihak,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Kamis, 6 Februari 2014.
Keluarga melunasi biaya pengobatan Erwiana karena beberapa alasan. Mereka membutuhkan kuitansi yang dikeluarkan rumah sakit untuk dijadikan salah satu bukti pengajuan gugatan perdata kepada Law Wan Tung, mantan majikan Erwiana di Pengadilan Hong Kong.(Baca: Erwiana ke Hong Kong untuk Cari Biaya Kuliah)
Keluarga juga menilai bahwa PT Graha Ayu Karsa selaku Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang memberangkatkan Erwiana ke Hong Kong ingkar janji. Sebelumnya, mereka menyatakan sanggup menanggung seluruh biaya pengobatan TKI yang menjadi korban penganiayaan di Tseung Kwan O, Hong Kong itu. “Ada itikad tidak baik.”
Itikad tidak baik itu, kata Karsiwen, tampak dari PJTKI yang sulit dihubungi menjelang kepulangan Erwiana dari rumah sakit. Sejak Selasa hingga Rabu kemarin, pengacara maupun orang tua Erwiana berulang kali menghubungi ponsel perwakilan PT Graha Ayu Karsa. Namun, jawaban yang disampaikan tidak sesuai dengan harapan keluarga. "PJTKI Tidak kooperatif. Mereka janji mau datang Selasa, tapi sampai jam 15.00 kemarin (Rabu) tidak datang.”
Menurut dia, perwakilan PJTKI baru tiba di RSI Amal Sehat pukul 17.00 untuk membayar biaya pengobatan Erwiana. Namun, pihak keluarga yang menunggu di rumah sakit menolak. Jika PJTKI yang melunasi, kuitansi tidak akan diserahkan ke tim pendamping kasus penganiayaan yang memimpa Erwiana.
Baca Juga:
Seusai membereskan administrasi, keluarga memutuskan untuk membawa pulang Erwiana ke Dusun Kawis, Desa Pucangan, Kecamatan Ngrambe, Ngawi, Jawa Timur. Apalagi, tim dokter sudah mengizinkan meski Erwiana harus kontrol teratur ke Rumah Sakit Islam Amal Sehat, Sragen saban pekan.
Erwiana mengaku kondisi kesehatannya belum pulih benar. “Masih agak pusing dan untuk melihat dari agak jauh belum jelas,” ujarnya. Ia berharap pengalaman pahitnya tidak terulang kepada buruh migran lainnya. Erwiana juga meminta agar bekas majikannya itu dihukum setimpal dengan kekejiannya.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Terpopuler
Kalla Buka Rahasia Jokowi di Depan Caleg KAHMI
Sambut SBY, Ratusan Siswa Diusir Lantaran Berteduh
Hanya Jokowi yang Masuk Kriteria Capres Habibie
Bill dan Hurley Bercinta di Samping Kamar Hillary