TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, meminta warga Indonesia yang pergi ke luar negeri selalu melaporkan dan memberikan dokumen data diri secara lengkap. Jika tak memiliki paspor dan data identitas lengkap, kata Michael, pemerintah Indonesia akan sulit untuk mendeteksi dan melindungi bila terjadi sesuatu.
"Jika ada warga yang tak diketahui asal dan identitasnya, wajar saja andai ia luput dari perhatian pemerintah," kata Michael saat dihubungi pada Rabu malam, 5 Februari 2014.
Menurut Michael, kasus Shandra Woworuntu kemungkinan terjadi karena perempuan 27 tahun itu tak bisa terdeteksi sebagai warga Indonesia. Sehingga atase pemerintah Indonesia kesulitan ketika melacaknya. "Secara umum, kami melindungi warga Indonesia. Baik itu sebagai korban pidana maupun yang dituduh sebagai pelaku," katanya.
Michael menyatakan kasus Shandra adalah perkara lawas yang terjadi pada 2001. Kini Shandra tinggal di Amerika Serikat dan aktif dalam lembaga non-pemerintah yang fokus pada bidang perdagangan manusia.
Dalam wawancara dengan VOA, Ahad, 2 Februari 2014, mantan analis keuangan dari sebuah bank ini menceritakan kisahnya sebagai korban perbudakan seks di Amerika Serikat. Dia berhasil melarikan diri dari kamar mandi tempatnya disekap bersama beberapa korban.
Shandra mengatakan sudah berusaha melaporkan kasus yang dialaminya ke polisi dan Konsulat Jenderal Indonesia di New York. Namun bantuan yang diinginkan tak kunjung datang. Sampai akhirnya dia memberikan catatannya ke FBI. Dari informasi Shandra, kepolisian federal akhirnya menelusuri sindikat perdagangan itu.
Kepada VOA, Shandra menyesalkan sikap KJRI New York yang dianggap tidak membantunya mengurus dokumen perjalanan. “Sulit meyakinkan orang di KJRI bahwa paspor saya diambil orang jahat. Karena mereka menganggap saya datang ke Amerika sebagai pelacur untuk mencari keuntungan," kata Shandra. "Mungkin karena saat itu polisi dan orang di KJRI tidak tahu apa itu kejahatan perdagangan manusia."
Kisah yang dialami Shandra, warga Indonesia di New York, ternyata membuka bagaimana sindikasi perdagangan manusia beroperasi di Amerika Serikat. Bahkan pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Luar Negeri mengakui negaranya menjadi sumber transit dan negara tujuan bagi perdagangan seks dan pekerja paksa.
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Terpopuler:
Kalla Buka Rahasia Jokowi di Depan Caleg KAHMI
Anas Urbaningrum Beberkan Soal Century ke KPK
Anas Sebut Ada Perintah Politik SBY Soal Century
KPK Bawa Dokumen Cuci Uang Wawan dari Rumah Atut
Anas Urbaningrum: Ibas Bisa Diperiksa di Istana