TEMPO.CO, SURABAYA -Direktur Operasional Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS), Liang Kaspe mengatakan bahwa kematian satwa di KBS sudah mencapai angka yang sangat minimal. Tidak mungkin bila angka kematian berkisar nol persen. “Kami pegawai KBS bukan Tuhan,” kata Liang kepada Tempo, Jumat 7 Februari 2014.(baca:84 Satwa Kebun Binatang Surabaya 'Menanti Ajal' )
Sebagai Direktur Operasional, Liang berjanji akan meningkatkan mutu berbagai hal yang berkaitan dengan satwa. Mulai dari kandang, makanan, hingga pemeriksaan kesehatan satwa di KBS. Tak hanya soal satwa, dia juga akan meningkatkan kesejahteraan para pegawai. “Semua harus sejahtera,” katanya. (baca:Harimau Putih Kebun Binatang Surabaya Mati)
Dalam satu bulan terakhir, ada enam satwa yang mati. Pada pekan pertama di bulan Januari, seekor gnu Afrika dan singa Afrika mati. Gnu mati karena perutnya kembung, sedangkan singa Afrika mati dalam kondisi tergantung kawat sling. Pada pekan kedua, seekor kambing gunung mati akibat berkelahi dengan teman sekandangnya.
Akhir bulan Januari, kijang betina mati akibat keguguran. Dari hasil otopsi ditemukan kerusakan pada janin dalam kandungannya. Hari ini, dua satwa mati dalam selang waktu yang tak lama. Seekor rusa Bawean mati akibat trauma amputasi kaki kirinya karena patah tulang pada pukul 10.00. Sedangkan komodo jantan mati akibat gangguan saluran pencernaannya. “Kematian ini sangat wajar. Di seluruh lembaga konservasi pasti juga banyak satwa yang mati, hanya saja tidak diberitakan,” ujar Liang.
DEWI SUCI RAHAYU