Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisruh KBS Sudah 23 Tahun, Satwa pun Jadi Korban  

image-gnews
Michael, seekor Singa Afrika yang mati tergantung di dalam kandangnya di Kebun Binatang Surabaya, 7 Januari 2014. Dok. PKBSI
Michael, seekor Singa Afrika yang mati tergantung di dalam kandangnya di Kebun Binatang Surabaya, 7 Januari 2014. Dok. PKBSI
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan bahkan ratusan satwa langka koleksi Kebun Binatang Surabaya menjadi korban. Ketidaksejahteraan satwa ini terjadi akibat 33 tahun kemelut pengelolaan Kebun Binatang Surabaya tak berhenti.

Pendapatan miliaran rupiah masuk kantong pengelola KBS, sementara kandang hewan dibiarkan sempit, lembap, dan gelap. Pakan pun tak terurus. Tak aneh, setiap kali konflik memuncak, jumlah binatang yang mati meningkat.

Buruknya pengelolaan KBS adalah buntut dari konflik panjang sejak era Stany Soebakir memimpin taman satwa itu. Konflik pertama meletup pada 1997. Seperti dilansir investigasi majalah Tempo edisi 3 Februari 2014, konflik terjadi setelah beredar kabar bahwa pengelola berencana menukar guling lahan KBS dengan sebidang tanah seluas 100 hektare di Jurang Kuping, Surabaya Barat.(Baca: Saling Serang Lima Kubu)

“Saya ingat sudah ada beberapa pertemuan membahas masalah tukar guling ini,” kata Komang Wiyasa, pengurus KBS periode itu, kepada Tempo Desember lalu.

Menurut Komang, pucuk pimpinan Kebun Binatang saat itu adalah Mohamad Said, didampingi Stany Soebakir sebagai ketua harian. Saat itu sebagian pengurus tak setuju KBS pindah. Pro-kontra merebak, hewan pun mulai telantar.

Pada 2001, untuk melindungi aset tanahnya, perkumpulan menghibahkan tanah KBS ke Pemerintah Kota Surabaya. “Saya tidak tahu apa deal-nya waktu itu,” ujar Komang. Dia kemudian diangkat menjadi ketua harian menggantikan Stany.

Namun konflik tak mereda. Pada 2009, konflik baru muncul. Masalahnya lagi-lagi soal pengelolaan aset. Sebagian pengurus menolak laporan pertanggungjawaban keuangan Stany Soebakir. Ketika para pengurus sibuk saling gugat ke pengadilan, hewan KBS mulai berguguran. (Baca: Survei Pendapat Masyarakat Ihwal Konflik di KBS)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Waktu itu Wali Kota Surabaya Bambang D.H. gagal memediasi kubu Stany dan Basuki. Kementerian Kehutanan turun tangan mengambil alih KBS. Pemerintah menunjuk Tim Pengelola Sementara yang diketuai Direktur Taman Safari Indonesia Tony Sumampau.

Tony merombak manajemen, memecat puluhan karyawan, mengurangi jumlah binatang, dan menggenjot pemasukan. Langkah Tony mengundang kontroversi. Dia dicurigai membawa kepentingan bisnis Taman Safari untuk mengakuisisi KBS.

Juli 2013, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini  mengambil alih KBS secara sepihak. Meski tak punya pengetahuan tentang pengelolaan lembaga konservasi, Risma ingin KBS dikelola pemerintah kota saja. Namun upaya pembenahan Risma belum selesai karena kewenangan Risma disoal. (Baca: Risma Akan Kelola KBS Pakai Standar Internasional)

Sejumlah hewan jadi korban. Pada November 2013 saja, seekor komodo, jaguar, dan rusa mati. Seekor singa Afrika, harimau Belanga, dan komodo mati dalam dua bulan terakhir. (Baca: 84 Satwa Kebun Binatang Surabaya 'Menanti Ajal') dan (Baca: Wali Kota Diberi Izin Konservasi Bonbin Surabaya)

Agus Supriyanto | Arief Rizqi Hidayat 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

27 Juli 2020

Petugas Kebun Binatang Surabaya menyemprotkan desinfektan di sekitar kandang satwa setelah diputuskan menutup area wisata itu 17-29 Maret 2020. Penutupan untuk mencegah mewabahnya virus corona. (Kukuh SW)
Hari Ini Kebun Binatang Surabaya Buka Lagi

Pengunjung Kebun Binatang Surabaya yang memiliki suhu tubuh di atas 37,5 derajat Celcius akan diminta menuju ruang pelayanan kesehatan


Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

26 Juni 2020

Petugas Kebun Binatang Surabaya menyemprotkan desinfektan di sekitar kandang satwa setelah diputuskan menutup area wisata itu 17-29 Maret 2020. Penutupan untuk mencegah mewabahnya virus corona. (Kukuh SW)
Kebun Binatang Surabaya Buka awal Juli 2020, Cuma 3 Jam

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini masih mematangkan prosedur protokol kesehatan di Kebun Binatang Surabaya.


Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

31 Juli 2019

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi bayi gajah Sumatera yang baru lahir di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Selasa (30/7/2019). Risma menamai bayi gajah itu
Risma Beri Nama Bayi Gajah Kebun Binatang Surabaya Dumbo

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini memberi nama Dumbo pada bayi gajah Sumatera yang lahir di Kebun Binatang Surabaya.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.