TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero Tbk) Maryono mengatakan kondisi BI Rate 7,5 persen dan inflasi Januari 2014 1,07 persen memberikan dua dampak kepada perbankan. Pertama adalah dari sisi bunga simpanan dana pihak ketiga, dan kedua adalah terkait dengan sisi perkreditan.
Terkait dengan penyesuaian deposito terhadap kondisi ekonomi, Maryono mengatakan perseroan masih akan menyesuaikan suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS Rate). Untuk bunga kredit perbankan, perseroan tidak langsung menaikkannya walaupun ada kenaikan BI Rate.
Untuk simpanan dana pihak ketiga, BTN akan menyesuaikan dana pihak ketiga dengan penerapan bunga. Selain itu, perseroan akan melakukan pengkajian penerapan bunga terkait kondisi pasar yang terjadi. Adapun dari sisi perkreditan, BTN menyesuaikan bunga kredit KPR. "BI Rate yang baru memberikan suatu dampak, khususnya pada perbankan," ujar Maryono ketika ditemui usai pemaparan kinerja triwulan IV tahun 2013 BTN, Jakarta, 10 Februari 2014.
"Kami juga melihat kondisi kemampuan nasabah, khusunya KPR, terkait kenaikan BI Rate. Jadi kita tidak serta-merta menaikkan kredit karena BTN memiliki portofolio yang sebagian besar adalah KPR dan jangka waktunya panjang," ujar Maryono.
Untuk net interest margin (NIM) BTN, sampai akhir tahun, Maryono mengatakan diperkirakan berkisar 5-6 persen. "Karena kami bisa mengandalkan pengoptimalan kredit yang masih dalam perselisihan. Kalau kami naikkan kredit bermasalah, bisa membawa pendapatan bunga," katanya.
GALVAN YUDISTIRA