TEMPO.CO, Surabaya-Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyatakan pemerintah provinsi siap mengucurkan dana tak terbatas untuk penanggulangan bencana alam akibat letusan Gunung Kelud. “Siapa yang mau bencana. Kami siap anggaran unlimited, tidak terbatas, bisa dimintakan,” kata Soekarwo, Selasa 11 Februari 2014.
Menurtnya, penanganan warga di daerha bencana lebih penting dan secara aggaran bisa didahulukan dibanding lainnya. “Semua sesuai dengan Undang-Undang tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana," ujarnya.
Baca Juga:
Untuk penanggulangan bencana, pemerintah provinsi Jawa Timur menyiapkan anggaran Rp 100 miliar. Itu khusus untuk dana bencana di Jawa Timur tahun ini. Jika dianggap masih kurang bisa ditambah sesuai kebutuhan. Soekarwo, yang akan dilantik sebagai Gubernur 2014-2019 besok pagi, berencana mengunjungi warga di lereng Gunung Kelud di Kediri 20 Februari pekan depan.
Soekarwo mendapat informasi bahwa aktivitas vulkanologi Kelud sudah siaga (level III) sehingga warga di radius 5 kilometer dilarang beraktivitas. Pemukiman di wilayah radius dua kilometer dari puncak gunung itu harus dikosongkan karena berbahaya. “Sekarang harus segera diungsikan," kata Soekarwo.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif mengatakan warga yang berada di dekat kawasan puncak Gunung Kelud harus segera diungsikan. Itu dilakukan bila aktivitas vulkanik gunung di perbatasan Kabupaten Blitar, Kediri, dan Malang itu semakin meningkat. “Kita lihat dalam beberapa hari ke depan, jika terus meningkat masyarakat sekitar akan segera diungsikan," kata Syamsul di Jakarta Selasa 11 Februari 2014.
Syamsul menjelaskan masyarakat yang diungsikan adalah yang berada 10 kilometer dari gunung tersebut. Setidaknya ada 212.000 jiwa yang akan diungsikan. Upaya evakuasi ini untuk menghindarkan hatuhnya korban. BNPB telah berkoordinasi dengan pemerintah Jawa Timur.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan status Gunung Kelud dari waspada menjadi siaga (level III), Senin lalu. Aktivitas gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam kerap terjadi. Masyarakat dilarang mendekati puncak kawah Gunung Kelud. “Secara kegempaan terus meningkat,” kata Kepala Pos Pemantauan Kelud Khoirul Huda, kemarin .
NURUL CHUMAIDAH