TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta membeli bus Transjakarta gandeng dari Cina. Sejak pertama kali dibeli, rupanya bus tersebut sudah bermasalah. Bahkan, 30 unit bus Transjakarta yang diluncurkan oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di Silang Monas pada 15 Januari lalu langsung rusak keesokan harinya.
Dalam laporan operasional yang diperoleh Tempo, pada 16 Januari 2014, sebanyak 13 unit dari 30 bus tidak beroperasi. Pada tanggal 17 Januari bahkan lebih parah, sebanyak 21 unit bus dengan kode TJ 01-30 Pulo Gadung-Harmoni dan Kali Deres-Harmoni ini tidak beroperasi.
Penyebabnya bervariasi, mulai dari mesin yang tidak mau menyala karena masalah listrik hingga kepala aki yang karatan. Kemudian ada kasus di mana bus sudah berjalan harus dipulangkan karena mesin tiba-tiba sangat panas.
Hal serupa pada bus gandeng lainnya, kode tubuh TJ 31-60 yang melayani rute PGC-Ancol dan Harmoni-Lebak Bulus. Diresmikan pada 22 Januari oleh Jokowi, keesokan harinya tujuh unit bus harus dikandangkan karena masalah mesin.
Lebih parah bus gandeng dengan kode TJ 61-90 yang melayani rute Pinang Ranti-Pluit. Baru diluncurkan pada 30 Januari, masih oleh Jokowi di Halte Ancol, sebanyak 18 dari 30 unit juga langsung masuk bengkel.
Kondisi semacam ini membuat Jokowi geram. Dia memerintahkan Inspektorat untuk menelisik pengadaan bus tersebut. (Baca: Jokowi Diminta Audit Busway 'Baru tapi Bekas')
Importir bus ini membantah bus yang didatangkannya dalam keadaan rekondisi. Adapun kantor importir ketika didatangi tampak sepi.
SYAILENDRA
Berita Terpopuler
Ahok Soal Busway: Enggak Kena Laut Kok Karatan?
13 Penyakit Busway Baru tapi Bekas Jokowi
Bus Transjakarta Baru Jokowi: Onderdil Rusak, Mesin Berkarat
Jokowi Diminta Audit Busway 'Baru tapi Bekas'
Busway Baru Rusak, Ahok Naik Pitam