TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan mengatakan banyak pihak yang meminta Merpati fokus di rute perintis. Musababnya, menurut Dahlan, Merpati kini berbeda dengan yang dulu. Kemampuan Merpati sekarang sudah tertingal jauh dari pesaing-pesaingnya yang memiliki pesawat yang lebih efisien, semisal Lion Air dan Garuda, yang juga mulai masuk rute-rute perintis.
"Persaingan menjadi berat karena mereka pakai ATR yang lebih efisien dari MA60," katanya di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2014. Ia mencontohkan, untuk terbang dengan MA60 per kursi, beban yang harus ditanggung 11 sen per kilometer, sebaliknya menggunakan ATR hanya 7 sen. "Dikira daerah-daerah perintis itu menguntungkan, kena saingan ATR itu sulit sekali," ujarnya.
Maka, menurut Dahlan, untuk tetap bisa bertahan, Merpati harus melakukan banyak KSO. Tujuannya, agar pesawat disediakan pihak yang melakukan kerja sama KSO. "Karena kalau Merpati beli pesawat, susah dengan kondisi keuangan sekarang."
Diwawancarai terpisah, Deputi Restrukturisasi dan Perencanaan Strategis BUMN Wahyu Hidayat sempat mengatakan Merpati tak dominan di bisnis perintis. Pangsa pasar yang dipegang kecil, hanya 10 persen.
ANANDA PUTRI
Berita Terpopuler
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Bagasi Lion Air Dibobol, Kemenhub 'Angkat Tangan'
Pejabat Kementerian Perdagangan Bekingi Importir Beras Vietnam
Bandara Wisata Silangit Butuh Dana Rp 200 Miliar