TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Muhammad Hendrasto mengatakan, aktivitas vulkanik Gunung Kelud masih tinggi. "Laporan aktivitasnya per hari,tapi untuk evaluasinya kita harus nunggu seminggu dulu minimal," kata dia pada Tempo, Selasa, 11 Februari 2014.
Hendrasto mengatakan, evaluasi terakhir dilakukan kemarin, Senin, 10 Februari 2014, yang menyimpulkan naiknya status aktivitas gunung api itu dari Waspada atau Level II menjadi Siaga atau Level III. Dari laporan pemantauan hari ini, Selasa, 11 Februari 2014, aktivitas vulkanik gunung api itu masih tinggi. (baca: Status Gunung Kelud Naik Jadi Siaga)
Hendrasto mencontohkan, yang menonjol adalah intensitas gempa vulkanik dangkal Gunung Kelud. Dalam 6 jam merekam 90 kali gempa vulkanik dangkal. Hendrasto membandingkan saat aktivitas Gunung Kelud saat normal yang dalam sebulannya belum tentu merekam 10 kali gempa vulkanik dangkal.
Hendrasto mengatakan, saat ini masih terlau dini untuk menduga kemungkinan karakteristik erupsi Gunung Kelud. "Kita gak mau berandai-andai apakah letusannya seperti 1990 atau 2007, kami lihat saja ke depannya. Masih terllau dini kalau sekarang ktia mengatakan akan seperti apa," kata dia. (baca: Kelud Siaga, Hewan Gunung Mulai Turun)
Menurut dia, pihaknya sengaja mengambil rekomendasi agar warga tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif gunung itu untuk mengantisipasi kemungkinan naiknya aktivitas gunung api itu secara tiba-tiba. "Peningkatan aktivitas bisa mendadak, sehingga masih ada waktu untuk melakukan antisipasi sebelum terjadi erupsi," kata Hendrasto.
.
AHMAD FIKRI