TEMPO.CO, Kediri - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi memastikan status Gunung Kelud tidak akan turun. Kemungkinan besar letusan kali ini akan bersifat eksplosif.
“Karakteristik letusan Gunung Kelud memiliki pola khusus. Setelah terjadi letusan eksplosif, fase berikutnya adalah keluarnya aliran lava encer dari perut bumi,” kata Pelaksana Tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Bandung Gede Suantika kepada Tempo, Kamis, 13 Februari 2014. Lava akan membentuk kubah lava yang menjadi penanda berakhirnya proses erupsi.
Fase letusan eksplosif Gunung Kelud ini diawali pada letusan tahun 1990. Gunung api itu mulai mengeluarkan aliran lava yang diikuti pembentukan kubah lava pada erupsi 2007. “Jadi, sebenarnya erupsi pada 2007 adalah rangkaian dari erupsi tahun 1990.”
Mengacu pada siklus letusan yang menandakan kemunculan kubah lava sebagai akhir dari proses erupsi, besar kemungkinan erupsi kali ini adalah awal dari siklus baru berupa letusan eksplosif. Karena itu, Gede memperkirakan geliat Gunung Kelud ini akan berakhir pada penghancuran kubah lava melalui tekanan yang cukup besar dari bawah.
Hasil pengukuran seismograf saat ini menunjukkan gempa dangkal makin rapat intervalnya, sehingga hampir tidak mungkin status Gunung Kelud akan turun. Situasi ini sangat berbeda dengan beberapa gunung api lainnya di Indonesia yang sempat mengalami kenaikan status menjadi siaga meski akhirnya diturunkan kembali.
HARI TRI WASONO