TEMPO.CO, Surabaya - Letusan Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, Jawa Timur membuat warga Kabupaten Tulungagung tidak berani tidur. Gemuruh erupsi Kelud disertai kilat terdengar jelas hingga wilayah Tulungagung yang berbatasan dengan Blitar dan Kediri.
“Warga pada keluar rumah, soalnya mau tidur takut. Suara gemuruh seperti geluduk yang terus-menerus membuat warga sempat panik,” kata Wahyu Hartono, warga Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir, sekitar 20 kilometer arah tenggara pusat kota Tulungagung, saat dihubungi, Kamis malam, 13 Februari 2014.
Menjelang Gunung Kelud erupsi, kata dia, suhu udara terasa panas. Hampir semua warga keluar rumah karena tidak tahan berada di dalam. Sebagian warga lelaki keluar rumah tanpa mengenakan baju. “Ada yang pakai kaos singlet, ada yang hanya sarungan saja tanpa baju,” ujar Wahyu.
Suroyo, warga Desa Ngubalan, Kecamatan Kalidawir menambahkan, kilatan cahaya terlihat jelas saat erupsi tengah berlangsung. Langit semburat cerah. Bersama sejumlah warga, Suroyo juga tak berani masuk rumah. “Saat mendongak, kilatan-kilatan terlihat jelas. Seperti melihat pesta kembang api di udara,” ujar Suroyo.
Didit Jatmiko, warga Kampungdalem, Kecamatan Kota Tulungagung mengatakan, hujan abu dan pasir mulai dirasakan oleh warga di Kecamatan Ngantru. Ngantru adalah wilayah Tulungagung di sisi utara Sungai Brantas. “Hujan pasir dan abu mulai turun. Sebagian warga pakai masker,” kata Didit.
KUKUH S. WIBOWO