TEMPO.CO, Jakarta - Data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal keempat 2013 yang tercatat surplus sebesar US$ 4,4 miliar menambah sentimen positif bagi rupiah.
Di transaksi pasar uang kemarin, rupiah kembali menguat tajam 149 poin (1,25 persen) ke level 11.831 per dolar Amerika Serikat. Ini merupakan level terkuat rupiah sejak 2 Desember 2013.
Rupiah telah mengalami apresiasi sebanyak 330 poin hanya dalam sepekan perdagangan, di mana akhir pekan lalu rupiah masih terpuruk di level 12.161 per dolar AS.
Analis dari PT BNI Securities, Heru Irvansyah, mengatakan pelemahan mata uang dolar AS terhadap mata uang regional, ditambah rilis data Bank Indonesia (BI) yang positif, menambah tenaga bagi rupiah untuk melanjutkan penguatan. "Surplus neraca pembayaran semakin menegaskan bahwa momentum sedang berpihak kepada rupiah."
NPI mengalami surplus US$ 4,4 miliar setelah selama tiga kuartal sebelumnya mengalami defisit. Perbaikan NPI ditopang defisit transaksi berjalan yang menurun cukup tajam menjadi US$ 4 miliar atau 1,98 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Defisit ini jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar US$ 8,5 miliar atau 3,85 persen dari PDB. "Bila tidak ada tekanan dari eksternal dan laju inflasi terkendali, rupiah diperkirakan masih menjalani tren bullish hingga Maret mendatang," ujar Heru.
Sebelumnya, rupiah terus terimbas sentimen positif dari data neraca perdagangan Desember yang mengalami surplus US$ 1,5 miliar, naiknya cadangan devisa ke US$ 100,6 miliar, serta pertumbuhan PDB yang sesuai ekspektasi 5,78 persen.
PDAT | M. AZHAR