TEMPO.CO, Moskow - Duta Besar Iran untuk Moskow, Mehdi Sanei, mengatakan Rusia akan membangun reaktor kedua di pembangkit listrik tenaga nuklir di Bushehr, Iran, sebagai barter dalam pembelian minyak 500 ribu barel per hari. Kesepakatan ini telah dibahas sejak bulan lalu. "Rusia juga bisa menggantinya dengan truk, rel kereta api, atau kilang minyak," katanya kepada harian Rusia, Kommersant, Senin, 17 Februari 2014.
Reuters melaporkan Iran dan Rusia sedang bernegosiasi untuk menukar pasokan minyak dengan bangunan konstruksi. Negara Barat telah memberlakukan sanksi ekonomi kepada Iran dalam pengembangan nuklir yang diduga sudah dekat dengan pembuatan bom atom. Dengan demikian, Iran tidak bisa lagi bertransaksi keuangan dengan negara lain.
Sanaei mengatakan kesepakatan soal minyak dan nota luas pada kerja sama ekonomi ditargetkan bisa ditandatangani sebelum Agustus tahun ini. Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev akan mengunjungi Iran pada bulan April untuk membicarakan soal perdagangan.
Jika kesepakatan soal pembangkit ini gagal, Iran juga tertarik pada opsi lain. Dia mencontohkan investasi bidang gas, pembangunan pabrik truk-truk besar di Iran, dan pembangunan rel kereta api. "Kami juga tertarik pada biji-bijian asal Rusia," katanya.
Negara-negara Barat khawatir kesepakatan ini bisa merusak perundingan soal nuklir. Seorang pejabat AS menyakini kerja sama itu tidak akan bergulir dalam waktu dekat seiring dengan perundingan untuk mencapai kesepakatan nuklir. Amerika Serikat telah memperingatkan kedua belah pihak membatalkan kesepakatan itu dan lebih mengutamakan perundingan damai.
Sanaei menepis kekhawatiran AS bahwa Rusia memiliki komitmen. Dia mengatakan Rusia harus bergerak cepat. "Teman-teman Rusia membantu pada saat-saat yang sulit, harus memiliki keunggulan di pasar Iran. Jangan takut dengan sanksi Barat," katanya.
Rusia menyetujui empat putaran sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Iran atas program nuklirnya, tapi tajam mengkritik langkah-langkah tambahan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, dan menyebut mereka kontraproduktif. Amerika Serikat selama bertahun-tahun mendesak Rusia membatalkan kontrak untuk membangun Bushehr.
REUTERS | EKO ARI