TEMPO.CO, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa Indonesia sebenarnya tidak terlalu kaya sumber daya migas. "Cadangan minyak Indonesia hanya 0,5 persen cadangan dunia," kata Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana dalam Forum Energi "Masa Depan dan Tantangan Industri Migas Nasional", Selasa, 18 Februari 2014. Adapun cadangan gas dalam negeri sebesar 1,4 persen dari cadangan gas dunia.
Meski demikian, Pradnyana melanjutkan, Indonesia pernah merasa bangga menjadi eksportir liquefied natural gas (LNG) saat produksi kilang Bontang dan Arun mencapai puncaknya. Ia pun menyebutkan cadangan batu bara Indonesia tercatat 3,1 persen yang dimiliki dunia. "Kita pernah menjadi anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) bukan karena kaya minyak, tapi karena konsumsi kita rendah," ucapnya.
Pradnyana menuturkan bahwa ia tidak yakin kenaikan lifting bisa terjadi. Ia mengatakan, dalam 40-50 tahun terakhir, 22-23 miliar barel minyak per hari sudah dikuras. Saat ini yang tersisa tidak lebih dari 4 miliar barel minyak. "Kita terlena dengan kebijakan dan pola konsumsi migas sejak puluhan tahun, pada masa Orde Baru," ujarnya.
Sebenarnya, ia mengungkapkan, masih ada sumber cadangan minyak sebanyak 44 miliar barel, tapi masih memerlukan eksplorasi. Dengan cadangan minyak yang ada, Indonesia masih berada di bawah Venezuela, Arab Saudi, Irak, serta Iran. "Memang tidak semua tempat bisa menghasilkan migas," katanya.
MARIA YUNIAR