TEMPO.CO, Makassar - PT Industri Kapal Indonesia (Persero) siap mengikuti tender pembuatan tiga kapal dengan nilai investasi sekitar Rp 45 miliar. Sebab, PT IKI telah mengantongi sertifikat ISO 9001:2000 yang merupakan syarat perusahaan untuk ikut tender pembuatan kapal.
Pada tahun 2014 ini, perseroan berusaha mendapatkan pesanan dari sejumlah perusahaan seperti PT Pelni dan Kementerian Perhubungan. Kapal-kapal tersebut memiliki bobot mencapai 3.500 dead weight tonnage (DWT). "Mudah-mudahan kita bisa memenangi tender tiga kapal tersebut. Nilai kontrak untuk satu kapal bisa mencapai Rp 15 miliar, sehingga jika tiga kapal setidaknya bisa mencapai Rp 45 miliar," kata Direktur Utama PT Industri Kapal Indonesia S.A. Bandung Bismono, Selasa, 18 Februari 2014.
Menurut Bandung, selain fokus pada tender, Industri Kapal Indonesia juga fokus dalam merehabilitasi sarana dan prasarana yang dimiliki. Misalnya renovasi infrastruktur slipway atau tempat reparasi kapal. "Renovasi ini telah dikerjakan sejak tahun 2012 dengan investasi Rp 100 miliar," katanya.
Bandung menambahkan, pada tahun 2013, PT IKI mendapatkan suntikan dana sebesar Rp 200 miliar untuk pengembangannya. Diharapkan suntikan dana itu bisa membuat PT IKI menyerap lebih banyak tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi kapal. Jika pembuatan tiga kapal dilakukan, IKI kembali menyerap 15 orang untuk melengkapi 220 pekerja yang sudah ada. "Meskipun saat ini kami masih menggunakan tenaga outsourcing," kata Bandung. Menurut Bandung, untuk dock kapal saat ini ada 15 kapal yang dikerjakan IKI. Kapal ini adalah milik swasta, Angkutan Sungai dan Pelabuhan, perhubungan laut, dan kapal perintis milik Kementerian Perhubungan.
Hamka, Sekretaris Indonesian National Shipowners Association (INSA) Makassar, menyambut baik jika IKI sudah bisa melayani pembuatan dan perbaikan kapal. Selama ini pemilik kapal selalu mengeluhkan pelayanan di IKI. Misalnya, sesuai perjanjian dock kapal selama 15 hari, tapi ternyata perbaikan bisa sampai 20-0 hari. "Jadi banyak pemilik kapal yang memilih pergi ke Semarang atau Balikpapan," kata dia.
Menurut Hamka, IKI Makassar adalah perusahaan paling besar di kawasan timur Indonesia. Dengan demikian, dengan peralatan yang dimiliki saat ini harus juga diikuti dengan peningkatan sumber daya manusia. "Jangan hanya peralatan yang diperbarui, tapi juga perbaikan pelayanan," katanya.
MUHAMMAD YUNUS (MAKASSAR)