TEMPO.CO, Surabaya - Sejumlah warga Kota Surabaya turun ke jalan untuk mendukung Wali Kota Tri Rismaharini, Kamis, 20 Februari 2014. Meski namanya terus diteriakkan, Risma tak mau menemui para pendukungnya itu. "Nanti malah dituduh aku yang menggerakkan, padahal aku enggak tahu apa-apa," ujarnya.
Risma mengucapkan terima kasih kepada warga Kota Surabaya yang telah mendukungnya. Namun perempuan 52 tahun ini tak mau menanggapi aksi tersebut secara berlebihan. "Aku enggak ikut-ikut," kata Risma.
Risma, yang memimpin Kota Surabaya sejak Oktober 2010, menghadapi tekanan dari sejumlah kekuatan politik. Risma dikabarkan akan mundur karena berbagai tekanan politik, termasuk dari partai pengusungnya, PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan menyorongkan Wisnu Sakti Buana, Ketua PDIP Surabaya, sebagai wakil wali kota pengganti tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu dengan Risma. (Baca juga: Siapa Menggasak Surya-1)
Risma menyatakan sama sekali tidak jadi masalah baginya jika harus mundur. “Saya sudah berikan semuanya,” kata satu dari tujuh kepala daerah terbaik pilihan Tempo dua tahun silam ini. “Capek saya ngurus mereka, yang hanya memikirkan fitnah, menang-menangan, sikut-sikutan.” Ketika ditanya siapa yang dimaksud dengan “mereka”, ia tak menjawab. (Baca juga: Diisukan Mundur, Risma: Ndak-Ndak)
Risma mendapat dukungan dari berbagai kalangan supaya tetap bertahan sebagai Wali Kota Surabaya. Di ranah media sosial, dukungan terhadap Risma muncul dengan simbol tagar #SaveRisma. (Baca selengkapnya tentang #SaveRisma)
DEWI SUCI RAHAYU
Terkait:
Kiai Minta Risma Bertahan Supaya Dolly Bisa Tutup
Ridwan Kamil Pernah Senasib dengan Risma
Kebun Binatang Surabaya Dilarang Menukar Satwa
Tokoh Tionghoa Prediksi Risma Tak Mundur