Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Klaustrofobia Tak Lagi Perlu Takut Alat MRI

image-gnews
Seorang penderita kanker saat melakukan pemeriksaan MRI  di Washington (May 2007). REUTERS/Jim Bourg
Seorang penderita kanker saat melakukan pemeriksaan MRI di Washington (May 2007). REUTERS/Jim Bourg
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKlaustrofobia atau ketakutan terhadap tempat tertutup terkadang menjadi halangan bagi pasien dan dokter yang membutuhkan pemeriksaan anatomi lebih mendalam. Salah satunya, pemeriksaan bagian tubuh yang mengharuskan penggunaan alat Magnetic Resonance Imanging atau MRI. Pemeriksaan MRI harus dilakukan sebagai deteksi utama dan memberika petunjuk yang jelas pada penyakit seperti kanker, kelainan pembuluh darah, stroke, bahkan pendarahan di bagian tubuh yang sulit dijangkau oleh pemeriksaan CT Scan.

Dalam pemeriksaan MRI, pasien harus berada di dalam ruang atau tabung sempit berdiameter 60 cm, selama kurang lebih 10-15 menit. Banyak pasien yang merasa seperti terjebak dan memaksa keluar. Akibatnya, gambar anatomi tubuh yang dihasilkan tidak maksimal, terutama di bagian penting seperti kepala, tulang dan otot. (Baca juga : Otak Pria dan Wanita Ternyata Berbeda)

"Apalagi pasien saya yang pensiunan militer, banyak dari mereka yang memiliki trauma tersendiri dalam sebuah tempat tertutup," ujar Dokter Spesialis Radiologi Rumah Sakit Pondok Indah, Luqman Aji Saptogino, saat memberikan paparan mengenai MRI 3 Tesla, di Hotel Mulia, Kamis 20 Februari 2014. Salah satu kejadian yang paling diingat Aji adalah ketika pasien berusaha keluar dari ruang atau tabung MRI dengan cara menendang dinding tabung. 

Namun kini, pasien dengan klaustrofobia tidak lagi perlu takut, karena teknologi MRI 3 Tesla sudah menyediakan alat dengan diameter yang lebih besar yaitu 70 cm. Selain itu MRI 3 Tesla juga memberikan hasil lebih cepat dibanding tabung MRI lama yang masih 1,5 Tesla. 

"Pada teknologi MRI 1,5 Tesla pasien harus berada di dalam sekitar lima belas menit, sedangkan MRI 3 Tesla memiliki kekuatan medan magnet yang lebih besar dua kali lipat, otomatis menangkap gambar lebih cepat dua kali lipat, maka waktu yang diperlukan hanya setengah dari MRI 1,5 Tesla, yaitu 7 menit," kata Aji. 

Biasanya, pasien yang masuk dalam alat MRI 1,5 Tesla masih mendengarkan suara seperti dentuman. "Bagi yang tidak tahan, akan sakit dan tidak nyaman," kata Dokter Spesialis Radiologi dari Rumah Sakit Puri Indah, Rahmi Alfiah Nur Alam. Tapi MRI 3 Tesla sudah mengakomodasi kelemahan itu, dengan mengurangi suara dentuman. 

Dari semua keunggulan yang dimiliki MRI 3 Tesla, gambar yang dua kali lipat lebih jelas menjadi pertimbangan utama bagi dokter dalam memberi rekomendasi bagi pasien. Teknologi 3 Tesla juga mendeteksi otot maupun serabut syaraf yang masih berfungsi dengan baik. Sehingga saat dilakukan operasi, risiko mengenai serabut saraf sehat menjadi berkurang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Deteksi, gambar MRI Tesla 3 juga langsung seluruh tubuh. "Kalau MRI yang 1,5 Tesla masih menghasilkan gambar sebagian, misalnya tubuh bagian atas, kemudian tengah, dan bawah, kalau 3 Tesla otomatis lebih luas," kata Rahmi.

Meski begitu alat ini juga memiliki kelemahan. Karena menggunakan kekuatan medan magnet yang sangat besar, yaitu 3 Tesla atau sama dengan 30 ribu Gaos (satuan kekuatan medan magnet), alat ini tidak cocok digunakan bagi pasien yang menggunakan alat pacu jantung dan alat bantu pendengaran. Alat ini juga tidak cocok diterapkan pada bagian tubuh pasien yang memiliki tato atau baru saja menerima cairan media pengontras untuk pemeriksaan CT Scan. 

"Media contrast mengandung Gadolinium (zat kimia yang mengandung zat besi untuk mengaktifkan sel darah merah," kata Rahmi.

Tidak hanya itu, biaya pemeriksaan dengan menggunakan alat MRI berteknologi 3 Tesla lebih mahal dari pada pemeriksaan MRI 1,5 Tesla. "Otomatis mau tidak mau menjadi lebih mahal 20-30 persen dari pemeriksaan MRI 1,5 Tesla," kata CEO RS Pondok Indah, Dokter Yanwar Hadiyanto.

CHETA NILAWATY

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

22 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.