TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang pemilihan umum April mendatang, banyak cara politikus berkampanye dengan modal negara. Salah satunya mencabut subsidi pupuk organik Rp 1,127 triliun dialihkan menjadi bagi-bagi dana langsung ke petani.
Skenario itu terungkap ketika Komisi Pertanian Dewan Perwakilan Rakyat ngotot mencabut subsidi pupuk organik dalam rapat kerja 27 januari lalu. Seorang direktur di BUMN pupuk mengatakan subsidi dialihkan menjadi dana langsung kepada petani untuk memproduksi pupuk organiknya sendiri. "Untuk kepentingan politikus," kata direktur itu, Selasa, 11 Februari 2014. (Baca: Dahlan Kritik Pencabutan Subsidi)
Wakil Ketua Komisi Pertanian Herman Chaeron membantah pencabutan subsidi usulan parlemen. Pengalihan subsidi menjadi kewenangan Kementerian Pertanian. "Kami tidak mengurus soal teknis," katanya. Adapun Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sumarjo Gatot Irianto sekaligus kuasa pengguna anggaran subsidi,enggan merinci pengalihan subsidi itu. "Pembahasannya belum sampai ke sana," ujarnya kepada Tempo, Kamis, 13 Februari 2014. Belakangan pencabutan dibatalkan pada rapat kerja 17 Februari lalu.
Pengalihan subsidi organik bermula dari kenaikan harga pokok penjualan (HPP) pupuk bersubsidi 2014 yang didesakkan produsen. Akibat kenaikan itu, subsidi pupuk Rp 18,04 triliun hanya menghasilkan volume 7,78 juta ton, lebih kecil dari realisasi tahun lalu 9,2 juta ton. Ketua Umum Kontak Petani dan Nelayan Andalan, Winarno Tohir, mengatakan jumlah itu akan habis sebelum Oktober mendatang. "Bakal ada kepanikan dan kelangkaan," ujarnya. (Lihat juga: Subsidi Dicabut, 180 Pabrik Terancam Bangkrut)
Herman menilai seharusnya volume tak perlu susut jika produsen memangkas keuntungannya. "Selama ini labanya 6-9 persen. Itu terlalu besar," katanya. Hidayat Nyakman, Direktur Utama Petrokimia Gresik, mengatakan laba riil perseroan hanya 4-5 persen. "Laba ini tidak terlalu besar karena kami harus mengongkosi proyek sendiri dan rehabilitasi mesin," ujarnya. Tarik-ulur subsidi pupuk menjadi salah satu laporan majalah Tempo berjudul Bermain Pupuk Jelang Pemilu terbit Senin, 24 Februari 2014.
AKBAR TRI KURNIAWAN