TEMPO.CO, Banyuwangi - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akan membuka jurusan kedokteran hewan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Perkuliahan angkatan pertama dimulai tahun ini dengan kapasitas 50 mahasiswa. "Sekitar bulan Mei-Juni seleksi masuk mahasiswa dilakukan secara nasional," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Ahad, 23 Februari 2014.
Menurut Azwar Anas, kepastian pembukaan jurusan itu didasarkan pada rapat terakhir bersama Rektor Universitas Airlangga Fasichul Lisan baru-baru ini. Kedokteran hewan dipilih karena kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki potensi yang besar di bidang peternakan dan perikanan.
Perkuliahan akan didukung laboratorium yang berkualitas sama dengan kampus induknya. Adapun tenaga pengajar berasal dari Unair dan akan bertempat tinggal di Banyuwangi. "Ini bukan kelas jauh, tapi perkuliahan reguler seperti di induknya," kata Bupati.
Dia optimistis pembukaan kampus Unair di Banyuwangi akan meningkatkan minat generasi muda untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Sebab, dari 17 ribu siswa sekolah menengah atas yang lulus tiap tahun, hanya 2.500 siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang strata satu. Tiga puluh persen dari 2.500 siswa itu ditampung di perguruan tinggi lokal di Banyuwangi. Sisanya memilih kuliah di Surabaya, Malang, dan Yogyakarta.
Menurut Azwar Anas, jumlah jurusan yang dibuka akan ditambah secara bertahap. Pemerintah Banyuwangi, kata dia, siap menyediakan lahan 100 hektare untuk pendirian kampus Unair di daerahnya. Pemerintah juga telah mengusulkan pembukaan sembilan fakultas sesuai potensi daerahnya, di antaranya, ilmu budaya, akuntansi, manajemen, dan pariwisata. Namun mereka masih menunggu kajian dari Unair untuk mennetukan fakultas apa saja yang disetujui.
Untuk sementara, jurusan kedokteran hewan Unair meminjam bangunan milik SMA Negeri 1 Giri, Jalan Wijaya Kusuma, Kecamatan Giri. Kepala SMA Negeri 1 Giri, Mujiono, mengatakan gedung yang dipinjam terdiri atas delapan ruangan. Gedung dua lantai ini dibangun pada 2011 dengan anggaran Rp 5 miliar dari APBD Banyuwangi.
Gedung tersebut saat ini dimanfaatkan untuk laboratorium bahasa Inggris, laboratorium komputer, dan ruang pertemuan. "Pemanfaatan gedung ini sebagai kampus tidak akan mengganggu kegiatan sekolah," katanya.
IKA NINGTYAS