TEMPO.CO , Jakarta: - Pengamat politik dari Universitas Airlangga Hariadi mengatakan permasalahan antara Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dengan internal partai pengusungnya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, berpotensi dimanfaatkan oleh sejumlah partai politik dan orang-orang yang maju dalam Pemilihan Umum Legislatif, April 2014. Mereka yakin Risma adalah salah satu tokoh yang bisa menyumbangkan suara. Alasannya, Risma adalah tokoh yang sedang digandrungi masyarakat Surabaya dan sebagian Jawa Timur.
"Ini saatnya lawan politik PDIP mengejar dan memanfaatkan Risma," kata Hariadi saat dihubungi Tempo, Sabtu, 22 Februari 2014.
Walhasil partai berlambang kepala banteng ini perlu waspada. Partai pimpinan Megawati Soekarno Putri ini wajib segera menyelesaikan permasalahan Risma di Surabaya.
Hariadi sendiri melihat sudah ada upaya dari Dewan Pimpinan Pusat PDIP untuk menyelesaikan masalah ini. Bahkan Megawati sendiri sampai bertandang ke Surabaya menemui Risma. Namun sayangnya belum ada tanda-tanda solusi dari kedua pihak.
"Untuk aman di Pemilu, PDIP harus menyelesaikan masalah Risma sebelum 9 April," kata Hariadi.
Namun, berdasar hitungan dan perkiraan Hariadi, tak cukup banyak pengaruh PDIP jika prahara Risma belum rampung hingga Pemilu Legislatif dilaksanakan. Alasannya, Risma belum pernah digunakan PDIP sebagai magnet perolehan suara legislatif. Selama ini Risma hanya dianggap aset PDIP sebagai pemimpin muda potensial.
"Jadi intinya kalau Risma dimanfaatkan sebagai magnet bisa dongkrak perolehan suara, tapi jika tidak pun tak akan ada pengaruh berarti," kata dia. "Sebab akar suara PDIP di Surabaya sudah cukup kuat."
Sebelumnya, Wali Kota Risma galau hendak mundur dari jabatannya. Salah satu masalah yang mengganggu Risma adalah dipilihnya Whisnu Sakti Buana sebagai Wakil Wali Kota Surabaya menggantikan Bambang D.H. yang mundur. Risma mempersoalkan prosedur pemilihan Whisnu yang diduga tak melibatkan dirinya.
INDRA WIJAYA