TEMPO.CO, Kediri - Setelah sempat terhenti selama 10 hari sejak letusan Gunung Kelud pada 13 Februari 2014, kegiatan pendidikan di kawasan bencana mulai berjalan hari ini. Ketua Bidang Penerangan dan Informasi Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan dinas pendidikan setempat telah memulai aktivitas pendidikan di Kecamatan Kepung dan Puncu yang merupakan kawasan terkena dampak paling parah akibat lontaran material vulkanis. “Anak-anak sudah terlalu lama libur,” katanya, Senin, 24 Februari 2014.
Sejumlah siswa berbagi kelas karena banyaknya bangunan sekolah yang ambruk. Siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri Puncu, misalnya, harus rela menggunakan kelas bergantian dengan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Puncu yang bangunannya rusak parah. Demikian pula dengan siswa sekolah dasar lainnya di Kecamatan Puncu dan Kepung.
Meski dalam kondisi yang serba terbatas, anak-anak ini terlihat bersemangat mengikuti pelajaran. Selain bertemu kembali dengan guru dan teman, mereka senang bisa kembali bersekolah setelah sepuluh hari meninggalkan pelajaran. “Banyak materi yang harus dikejar karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas dan ujian nasional,” kata Sudarmaji, guru salah satu sekolah dasar di Kecamatan Kepung.
Selama ini aktivitas belajar-mengajar di lokasi pengungsian memang lumpuh. Pemerintah daerah setempat tidak membangun sekolah darurat karena memperkirakan masa pengungsian tak terlalu lama. Akibatnya, anak-anak terpaksa belajar sendiri di pos pengungsian meski tak banyak membawa buku pelajaran dari rumah.
HARI TRI WASONO