TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan pemerintah memaksa memproses bahan mentah mineral di dalam negeri dianggap salah oleh sebagian pengusaha tambang. Kebijakan itu dinilai mengganggu rencana investasi hampir US$ 4 miliar untuk smelter tembaga yang akan dioperasikan, antara lain, bagi Freeport-McMoran Copper & Gold, seperti dikutip Reuters, 23 Februari 2014
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberlakukan kebijakan pertambangan yang dipandang kontroversial mulai 12 Januari 2014. Sebagian perusahaan menganggap langkah itu menimbulkan kekacauan di sektor pertambangan. Selain melarang ekspor bijih mineral mentah, pemerintah Indonesia pun mengeluarkan ketentuan pajak ekspor konsentrat.
Walau begitu, kelihatannya pembuatan pabrik pemurnian mineral tetap berjalan. Berikut ini detail tiga smelter tembaga yang akan dibangun di Indonesia. (Baca juga: Freeport dan Antam Bangun Smelter US$ 2,2 Miliar).
1. Smelter yang akan dibangun PT Indosmelt
Nilai: US$ 1 miliar
Lokasi: Sulawesi Selatan
Kapasitas: 700 ribu ton
Masa kontruksi: Tiga tahun hingga 2017 atau 2018
Perusahaan ini sudah memiliki kerja sama jual-beli dengan Freeport dan Newmont. Indosmelt berharap Freeport menyediakan pasokan 70 persen konsentrat. Sedangkan Newmont berkontribusi 30 persen sisanya. Indosmelt merencanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada akhir 2015.
2. Smelter yang akan dibangun PT Nusantara Smelting Corp
Nilai: US$ 1,2 miliar
Lokasi: Gresik, Jawa Timur
Kapasitas: 850-950 ribu ton
Masa kontruksi: Empat setengah tahun
Nusantara Smelting Corp telah mengadakan kesepakatan dengan Newmont untuk menyediakan pasokan 50 ribu ton. Perusahaan pun menjalin kerja sama dengan Freeport, tapi belum ada volume yang disepakati. Smelter tersebut mendapat sokongan sebuah perusahaan perdagangan internasional.
3. Smelter yang akan dibangun PT Indovasi Mineral
Nilai: US$ 1,1-1,2 miliar
Lokasi: Gresik atau Tuban
Kapasitas: 800 ribu-1 juta ton
Masa kontruksi: Tiga tahun hingga 2017
Perusahaan sudah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Freeport untuk mensuplai 80-90 persen konsentrat serta dengan Newmont untuk menyediakan pasokan 10-20 persen konsentrat. Seorang pengusaha kaya raya Indonesia ada di balik pembangunan smelter ini.
REUTERS | MARIA YUNIAR
Berita Lain:
Alasan Freeport dan Newmont Tak Diizinkan Ekspor
Pemerintah Ogah Rekomendasi Freeport dan Newmont
Ingin Ekspor, Newmont dan Freeport Lobi Pemerintah
BPJS Berlaku, Merger BUMN Farmasi Punya Peluang