TEMPO.CO , Bandung:Luka memenuhi bagian tubuh lima zombie di kawasan Car Free Day, Dago, Bandung, Jawa Barat, Ahad, 23 Februari 2014. Di wajah, mulut, tenggorokan atau bagian tubuh lainnya. Kotak rokok raksasa membalut zombie-zombie itu. Mereka berjalan pelan. Di belakangnya, ratusan remaja Bandung membawa karton bertuliskan "rokok membunuhmu" dan "merokok sebarkan kanker mulut".
"Ini kampanye kami. Kami mau ngasih tahu bahaya rokok pada masyarakat, nah rokok itu seremnya kayak zombie," kata Andi Saputra, anggota Indonesian Zombie Community kepada Tempo di Dago, Bandung, Ahad, 23 Februari 2014.
Andi mengatakan penyakit kulit yang ditunjukkan oleh zombie-zombie itu adalah cerminan dari penyakit-penyakit berbahaya akibat merokok, seperti: kanker mulut, kanker kulit, kanker tenggorokan dan penyakit lainnya. "Dampak merokok ke depannya, ya akan seperti ini," kata Andi sambil menunjuk luka-luka buatan di mulut dan tenggorokannya.
Kampanye yang diinisiasi oleh Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) itu bertujuan untuk mengkampanyekan bahaya rokok dan dampak buruknya bagi kesehatan. Kepala Pusat Promosi Kesehatan Kementrian Kesehatan Dr. Lily S. Sulistyowati mengatakan aksi tersebut merupakan reminding bahaya merokok bagi kesehatan. "Banyak penyakit yang ditimbulkan oleh rokok mulai dari kanker, diabetes, dan gangguan kardiovaskuler. Itu penyakit yang membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya," ujar Lili.
Oleh karena itu, Lili menghimbau masyarakat untuk segera melek terhadap bahaya rokok dan tidak tergiur dengan iklan rokok cenderung menunjukkan kejantanan. "Tanggal 24 di bulan Juni ini, bungkus rokok sudah mulai pakai peringatan berupa gambar. Semoga itu tersosialisasi dengan baik," kata Lili.
Peneliti dari Lembaga Penkajian Sosial Politik dan Ketahanan Sosial Bambang Sulistomo mengatakan biaya pengobatan penyakit tak menular yang diakibatkan oleh merokok itu mencapai tiga kali lipat pendapatan bea cukai rokok. "Jika tidak dicegah dan disosialisasikan dari sekarang, iuran negara untuk kesehatan masyarakat akan habis terserap dalam jumlah yang besar untuk mengobati penyakit yang bisa kita hindari dengan tidak merokok," ujar Bambang.
RISANTI