TEMPO.CO , SURABAYA:--Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan setip harinya, dia selalu menerima surat pengaduan dari masyarakat kota Surabaya. Surat tersebut dapat disebut sebagai curahan hati rakyat yang meminta solusi dari Wali Kotanya itu. "Sehari bisa 5-10 surat," kata Risma, Ahad 23 Februari 2014.
Surat tersebut, kata Risma, seringkali ia terima langsung dari si penulis. Kadang pula, dia menerima dari Lurah, Camat, ataupun anak buahnya di berbagai kantor dinas. Tak selalu resmi, seringkali surat yang dilayangkan kepadanya hanya berupa sobekan kertas dari sebuah buku dan tulisan tangan yang kurang rapi. "Kadang aku susah bacanya," kata Risma sembari tertawa.
Meski demikian, Wali Kota terbaik dunia versi citymajors.com tersebut tidak merasa keberatan. Sebab, dengan begitu, dia lebih mengetahui kondisi riil warganya yang sering luput dari temuan blusukannya. Tulisan curahan hati warga biasanya berbicara seputar kondisi yang memprihatinkan. Diantaranya rumah yang hampir roboh, tidak punya uang untuk makan, orang tua yang tidak bisa menyekolahkan anaknya, anggota keluarga yang sakit keras, dan sebagainya. "Kalau sudah baca gitu, aku ndak bisa tidur kalau belum nemu solusinya," ujarnya.
Selain mengetahui kondisi warganya dari surat-surat yang diterimanya, alumni Institut Teknologi Sepuluh November itu memerintahkan anak buahnya untuk pencarian ke lapangan. Dari pencarian tersebut, temuan kondisi warga dilaporkan kepada Risma dalam bentuk outreach. Setiap agenda blusukannya pun, dia selalu menemukan kondisi masyarakatnya yang memprihatinkan."Gini kok dibilang Wali Kota terbaik. Masih jauh itu," kata Wali Kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Dewi Suci Rahayu