TEMPO.CO, Jakarta - Fundamental ekonomi yang membaik membuat rupiah bertahan dari tekanan dolar Amerika Serikat (AS).
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah melemah 20 poin (0,17 persen) ke level 11.667 per dolar AS. Rupiah bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini mengikuti sentimen yang kebanyakan berasal dari luar negeri.
Baca Juga:
Pengamat pasar uang, Lindawati Susanto, mengatakan adanya tren penguatan indeks dolar terhadap mata uang utama dunia membuat pergerakan rupiah sedikit melemah. Namun, pelemahan rupiah masih tertahan oleh membaiknya fundamental ekonomi dalam negeri. “Pelemahan yang terjadi belum mengubah tren penguatan yang dialami rupiah selama ini,” ujar Lindawati.
Membaiknya data neraca perdagangan dua bulan berturut-turut sejak November 2013, yang diikuti dengan menyempitnya defisit neraca berjalan, telah mengantarkan rupiah ke kisaran 11.600 per dolar AS. Bermodal kuatnya pijakan itu, rupiah relatif bertahan dengan posisinya saat ini kendati diterpa sentimen negatif global.
Meski demikian, penguatan mata uang yang sangat cepat dikhawatirkan bisa membuat pelemahan rupiah berlangsung dengan cepat pula. Apalagi pergerakan rupiah yang sekarang memang digerakkan oleh pasar dan tidak ada intervensi Bank Indonesia. "Karena itu, saya berharap rupiah bisa bertahan di level sekarang dan menciptakan keseimbangan baru," ujar Lindawati.
Mata uang regional cenderung melemah terhadap dolar AS hingga pukul 17.10 WIB. Won terperosok paling dalam dengan depresiasi 0,35 persen ke 1.068,97 per dolar AS, disusul ringgit yang melemah 0,29 persen ke 3,2801 per dolar AS dan peso Philipina melemah 0,12 persen ke level 44,665 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR