TEMPO.CO, Beijing - Pengadilan Tinggi Henan menangguhkan hukuman mati bagi Zhou Zhenhong, bekas Kepala United Front Work Department di Provinsi Guangdong. Pria 56 tahun ini dituduh menerima suap 24,6 juta yuan atau sekitar Rp 43 miliar dari 2002 hingga 2011.
"Hukuman dia ditangguhkan selama dua tahun. Hukuman itu bisa berubah menjadi hukuman penjara seumur hidup," demikan pernyataan pengadilan, Jumat, 28 Februari 2014.
Zhenhong memimpin lembaga hasil kerja sama Partai Komunis dan kalangan nonpartai yang menilai kinerja aparat pemerintah. Kasus korupsi ini terungkap setelah pemerintah menemukan aset tidak wajar milik Zhenhong.
Menurut laporan, dia memiliki duit 37 juta yuan. Namun ketika dirinci, sejumlah transaksinya dianggap janggal. Zhou diduga menerima suap dari 33 orang dalam promosi pekerjaan, transaksi bisnis, dan pemilihan posisi-posisi penasihat politik. "Nilai korupsi itu sudah sangat parah," bunyi pernyataan itu.
Zhou adalah salah satu dari sejumlah pejabat yang telah menjadi sasaran program pemberantasan korupsi oleh Presiden Cina Xi Jinping setelah mengambil tampuk kepemimpinan pada November 2012. Xi telah mengingatkan bahwa korupsi bisa menghancurkan organisasi. Dia mengancam akan membasmi pejabat tinggi yang korup.
Pada Juli tahun lalu, Cina menghukum mati mantan Menteri Menteri Kereta Api Liu Zhijun dengan penangguhan hukuman dua tahun. Dia dituduh merugikan negara dan menerima suap 64,6 juta yuan atau sekitar Rp 121 miliar. Sejumlah kritikus menilai gerakan tersebut tidak akan efektif jika tidak dibarengi dengan reformasi sistemis pada tataran kinerja pejabatnya melalui transparansi.
ASIAONE | EKO ARI